Kamis, 05 Desember 2013

Pencipta atau ciptaan?

Semakin berkembangnya ilmu pengetahuan, semakin manusia merasa tidak memerlukan Tuhan. Manusia merasa bisa meraih apa yang mereka inginkan dengan pengetahuannya. Manusia bisa menciptakan robot seperti manusia, merubah bentuk tubuh dengan operasi, menciptakan alat-alat untuk mempercepat pekerjaan, dan lain-lain. Tentunya tidak ada yang bisa dibanggakan dengan itu karena memang dari semula manusia diciptakan sebagai mahluk yang menguasai bumi ini untuk dikelolah dan dipelihara demi kesejahteraan manusia juga.

Manusia adalah ciptaan dari Sang Pencipta Agung kita, Tuhan Yesus. Tidak mungkin manusia bisa melebihi penciptanya. Namun seringkali kita bertindak seperti pencipta dengan bersikap tidak menghormati pencipta kita. Padahal kelahiran dan kematian kita pun, bukan kita yang berhak menentukan, namun kita membunuh hidup orang lain dengan adanya aborsi, bunuh diri, suntik mati, hukum mati dan lain sebagainya. Bahkan dengan tidak memelihara tubuh kita pun, berarti kita tidak menghormati pencipta kita.

Memang ada beberapa hal yang tidak bisa kita ubah dalam hidup ini, misalnya kelahiran dengan cacat tubuh atau mental, kecelakaan, dan lain hal yang membuat kita bertanya-tanya mengapa hal demikian bisa terjadi dalam hidup kita. Bukan berarti Pencipta kita berbuat demikian tanpa maksud dan tujuan. Setiap kita memiliki rencana dalam hidup ini dan Pencipta kita memiliki rencana juga yang pastinya terbaik buat kita.

Jika kita mau membuat sesuatu, misalnya baju, pastinya kita akan mempersiapkan bahannya, polanya, akan seperti apa nanti jadinya baju itu dan akan dipakai untuk acara apa. Itu hanya perumpamaan baju, benda mati yang jika kita apa-apakan tidak akan protes, tapi tetap akan menjadi seperti apa yang kita perbuat. Jika kita perlakukan dengan sembarangan maka hasilnya akan sembarangan, tapi jika diperlakukan oleh ahli baju maka hasilnya akan baik, sesuai dengan tujuan semula.

Apalagi kita, mahluk hidup yang diciptakan segambar dengan Tuhan, pasti Tuhan memiliki rencana dan tujuan yang baik dalam hidup kita. Hanya seringkali karena kita memiliki kehendak bebas, maka kita sering berontak dan tidak mau diatur. Beruntung Tuhan maha sabar dan tidak langsung menghukum kita seperti zaman Nuh, Tuhan membunuh semua manusia, kecuali keluarga Nuh dengan air bah. Tapi ada waktu kesabaranNya akan berakhir, ketika kita meninggalkan dunia atau ketika Dia datang kedua kalinya. Ketika hal itu terjadi, kesempatan kita hidup akan berakhir, hanya ada sukacita atau penyesalan kekal.

Kita ciptaan mau tidak mau harus tunduk kepada pencipta kita, jika kita mau selamat, baik di bumi dan di kekekalan nanti. Tidak ada untungnya kita menyombongkan diri kita dengan segala kelebihan yang kita miliki karena semuanya harus tunduk di bawah kuasa pencipta kita. Hanya karena anugerahNya kita bisa hidup dalam perdamaian dengan Bapa di Sorga sehingga kita memiliki pengharapan yang pasti, baik dalam hidup ini maupun di kekekalan nanti. Pengharapan akan hidup bersama dengan pencipta kita selama-lamanya.

Pereratlah hubungan kita dengan Pencipta kita dengan cara hidup berdamai dengan menuruti kehendakNya walaupun tidak mudah dengan adanya kenikmatan hidup yang ditawarkan dunia ini yang membawa pengikutnya kepada maut. Suka cita dan damai sejahtera diberikanNya kepada kita yang setia kepadaNya dan mengutamakan Dia diatas segala-galanya. Bagi Dialah pujian dan hormat kita.