Siapa sih orang yang tidak pernah merasa kuatir? Pastinya semua orang pernah merasakannya. Kita kuatir akan banyak hal dalam hidup ini. Satu contoh kekuatiran seperti rambut rontok.Sepele karena rambut akan tumbuh kembali setelah rontok. Tetapi perbandingan yang rontok dan yang tumbuh rasanya tidak sebanding. Semakin banyak umur semakin sedikit rambut yang bertahan di kepala kita. Itu pasti.
Mulailah kita sibuk merawat rambut kita seperti menggunakan sampo anti rontok, condisioner, tonic rambut, masker rambut, creambath, minum vit e dll. Pengeluaran semakin bertambah hanya untuk urusan rambut. Kita tambah kuatir dengan kebutuhan hidup yang tidak ada habisnya, bahkan bertambah banyak seperti merawat rambut agar tidak rontok.
Padahal salah satu penyebab kerontokan rambut adalah pikiran kita sendiri. Semakin banyak kita berfikir maka kepala kita jadi panas dan membuat akar rambut terbakar, akhirnya rontoklah. Lihatlah para profesor yang berambut sedikit alias tipis karena banyak berfikir. Maklum kalau profesor banyak berfikir sebab kita memerlukan mereka untuk kebaikan kita.
Mungkin jika kita tidak kuatir maka rambut kita tidak rontok dan kita pun tenang karena tidak perlu mengeluarkan banyak dana untuk urusan rambut. Namun jika memang kita mau merawat rambut kita supaya sehat, sebaiknya kita melakukannya sesuai kebutuhan alias tidak berlebihan.
Jika kita masih kuatir rambut masih rontok juga, mari kita baca perkataan Tuhan Yesus di Lukas 12:5-7
Lukas 12:5-7 (TB) Aku akan menunjukkan kepada kamu siapakah yang harus kamu takuti. Takutilah Dia, yang setelah membunuh, mempunyai kuasa untuk melemparkan orang ke dalam neraka. Sesungguhnya Aku berkata kepadamu, takutilah Dia!
Bukankah burung pipit dijual lima ekor dua duit? Sungguhpun demikian tidak seekor pun dari padanya yang dilupakan Allah,
bahkan rambut kepalamu pun terhitung semuanya. Karena itu jangan takut, karena kamu lebih berharga dari pada banyak burung pipit.
Ayat ini menceritakan mengenai ketakutan dan ketakutan dimulai dari kekuatiran. Hal kecil Tuhan begitu peduli, rambut kepala kita bisa terhitung di mata Tuhan. Mana ada orang yang sanggup menghitung rambut di kepala kita? Rambut profesor pun pasti susah menghitungnya, kecuali yang plontos mungkin.
Jika kita masih kuatir berlebihan maka kita bisa mempercayai Tuhan yang mengucapkan janji ini. Tidak sehelai rambut kita jatuh ke bumi tanpa Dia tahu.