Minggu, 13 Mei 2018

Bapa yang penuh kasih

Lukas 15:20
Maka bangkitlah ia dan pergi kepada bapanya. Ketika ia masih jauh, ayahnya telah melihatnya, lalu tergeraklah hatinya oleh belas kasihan. Ayahnya itu berlari mendapatkan dia lalu merangkul dan mencium dia.

Sebagai orang tua, tentu kita memiliki pengalaman menjadi anak, tetapi sebagai anak, kita belum memiliki pengalaman menjadi orang tua. Orang tua yang bisa memahami kehidupan anaknya biasanya disebut orang tua yang berempati dan anak yang berusaha memahami kehidupan orang tuanya biasanya disebut sok tua atau ketu, kecil tapi tua, hehe.

Ketika kita menjadi anak atau jika sekarang kita adalah anak, pastinya kita berharap banyak kepada orang tua kita. Kita berharap memiliki orang tua yang peduli, perhatian, baik, siap sedia ketika kita membutuhkan dan hal-hal indah lainnya. Namun harapan tingal harapan, ketika kenyataannya tidak demikian. Kita tidak bisa memilih siapa yang akan menjadi orang tua kita. Bisa saja dari lahir kita sudah ditelantarkan, tidak diharapkan, dilecehkan dan perlakuan buruk lainnya yang justru dilakukan oleh orang tua kita sendiri.

Beruntung jika kita memiliki orang tua yang baik, yang takut akan Tuhan dan mendidik kita sesuai ajaran Firman Tuhan. Namun orang tua kita bukan sosok yang sempurna, sama seperti kita, memiliki keterbatasan sebagai manusia biasa yang sewaktu-waktu bisa meninggalkan kita karena tugasnya sudah selesai di dunia.

Orang tua kita bukan orang yang sempurna, maka kita pun bukan anak yang sempurna, maka kita pun bukan anak yang sempurna. Kabar baiknya, kita memiliki Tuhan yang sempurna, yang menyebut dirinya Bapa dan memanggil kita anak, sebab Ia ingin kita memiliki hubungan yang dekat dengan Dia, layaknya keluarga. Hanya Bapa yang bisa memahami hidup kita karena Dia pernah merasakan menjadi manusia dalam diri Yesus Kristus.

Bapa yang penuh kasih mencari dan menantikan kita setiap saat agar kita kembali kepadaNya. Dia memberikan hidupNya agar kita menerima hidup yang kekal. Dia memberikan rancangan dan masa depan yang indah buat kita jalani. Dia tidak pernah meninggalkan kita, baik ketika kita hidup senang maupun susah. Dia ingin kita selalu dekat denganNya.

Ketika kita menjauh dariNya, bersungut-sungut, Dia tetap menerima dan mengasihi kita. Sampai saat ini Dia tetap mengetuk pintu hati kita untuk menerima dan menjadikan Dia nomor satu dalam hidup kita. Dia tidak pernah jauh dari kita, Dia hanya sejauh doa.