Bertobat berarti berbalik dari jalan yang salah dan berjalan ke jalan yang benar. Jika kita mengaku telah bertobat tetapi tidak melakukan apa-apa, maka kita belum bertobat. Kita tidak bisa berdiri diatas dua perahu karena akan terjatuh ketika perahu mulai berjalan, terlebih lagi berjalan berbeda arah. Seringkali kita harus berjuang melawan kebiasaan lama yang membuat kita merasa nyaman dan mudah untuk dilakukan karena ketika kita bertobat, kita berjalan melawan arus.
Kegagalan bisa terjadi ketika kita mulai berjalan di jalan yang benar, tidak mengherankan ada yang kembali lagi ke jalan yang lama. Pertobatan memakan waktu seumur hidup kita. Sebab itu tidak mudah menjalani hidup ini dan tidak mengherankan kalau masalah akan datang silih berganti. Lewat masalah hidup kita dibentuk agar semakin kuat dan dewasa.
Ketika kita berkomitmen untuk bersikap benar, kita harus melangkah sesuai dengan iman kita. Melakukan yang baik dan menjauhi yang jahat. Mengapa harus melakukan yang baik? Karena jika kita tidak melakukan yang baik maka kita akan cenderung melakukan yang jahat. Ketika kita membiarkan kejahatan terjadi berarti kita ikut melakukan yang jahat. Mengapa menjauhi yang jahat? Karena kita tidak kebal dengan kejahatan. Kita bisa menjadi pelaku atau korban kejahatan. Ketika kita menjauhi kejahatan, maka kita kemungkinan besar akan terluput dari kejahatan. Kejahatan cenderung untuk mendekati kita.
Memang ada beberapa hal yang tidak bisa kita hindari, seperti keluarga atau lingkungan yang memberi peran besar untuk mempengaruhi sikap kita. Kita menginginkan keluarga atau lingkungan yang harmonis, tapi tidak mudah untuk mendapatkannya. Sebab itu pertobatan dimulai dari diri sendiri yang secara sadar memilih yang baik bagi dirinya dan orang lain akan merasakan kebaikan kita.
Kita perlu mendekatkan diri kepada hal-hal yang membantu pertumbuhan rohani kita. Kita belajar dari kitab suci dan melakukannya dengan ketekunan dan ketaatan. Pertobatan berbicara tentang hubungan kita dengan Tuhan dan dampaknya kepada sesama kita. Kita tidak bisa melihat Tuhan dengan mata rohani kita, namun ketika kita melakukan hal yang baik terhadap sesama kita, kita bisa merasakan damai sejahtera yang berasal dari Tuhan.
Kita tidak mungkin mengasihi Tuhan yang tidak kelihatan ketika kita tidak mengasihi sesama kita yang kelihatan. Pertobatan menuntun kepada perubahan hidup, semakin hari semakin baik hidup kita kalau kita mau melakukannya.
Minggu, 29 April 2012
Jumat, 27 April 2012
Penguasaan diri
Kita diciptakan dengan berbagai karakter yang berbeda-beda, dipengaruhi oleh keturunan, keluarga, lingkungan dan berbagai macam hal.Ada yang mudah marah, sabar, cuek, sembrono, semua terlihat bila kita hidup bersamanya. Kita biasanya akan mencari teman-teman yang tidak terlalu jauh berbeda dengan karakter kita.Namun kita akan selalu dikelilingi oleh orang-orang yang berbeda karakter dan berusaha untuk beradaptasi dengan lingkungan dimana kita berada.
Keberadaan kita bisa mempengaruhi lingkungan dan kehidupan kita. Kita bisa membuat lingkungan kita menjadi menyenangkan atau tidak. Penguasaan diri sangat penting untuk dipupuk setiap saat agar kita terhindar dari hal-hal yang merugikan kita. Berfikir panjang sebelum melakukan dan berkata sesuatu adalah tindakan bijaksana. Tidak semua apa yang kita pikirkan baik untuk dikatakan atau dilakukan karena tidak semua orang bisa menerimanya.
Memang tidak menyenangkan untuk menguasai diri jika kita bisa melakukannya tetapi kita memilih untuk tidak melakukannya. Penguasaan diri erat kaitannya dengan emosi kita. Kita bisa berbicara secara baik-baik kepada seseorang daripada berbicara secara kasar hanya untuk menarik perhatiannya. Kita bisa menahan emosi untuk bersabar antri di jalan yang macet daripada berebut jalan yang bisa menyebabkan keadaan bertambah kacau.
Masih banyak contoh penguasaan diri yang harusnya kita terapkan dalam menjalani peran kita masing-masing.
Mengapa penguasaan diri baik untuk dilakukan? Karena segala sesuatu ada aturannya. Kita tidak bisa semena-mena berbuat dan berkata-kata, terlebih kepada orang lain dan diri sendiri. Kita bisa merubah situasi menjadi baik atau buruk. Kitalah yang menentukan, sebagai mahluk yang paling tinggi derajatnya dibandingkan ciptaan Tuhan lainnya, kita diberi hikmat dan akal budi untuk mencerminkan sikap sesuai dengan derajat kita.
Jika kita adalah anak raja, maka sikap kita harus mencerminkan sebagai anak raja bukan anak gembala. Anak raja memiliki hak dan kewajiban sebagai anak raja, demikian juga anak gembala memiliki hak dan kewajiban sebagai anak gembala. Secara universal, kita adalah ciptaan Tuhan yang memiliki hak dan kewajiban sebagai ciptaan Tuhan. Sejatinya sejak kecil kita diajarkan moral yang baik agar menjadi orang baik.
Penguasaan diri tidak sama dengan berpura-pura karena penguasaan diri akan memberi dampak yang baik dan bersifat panjang sedangkan berpura-pura hanya bersifat sesaat saja dan biasanya akan terbongkar aslinya suatu saat. Penguasaan diri untuk kebaikan dan berpura-pura untuk kebohongan.Belajar menguasai diri sendiri sebelum kita dikuasai oleh orang lain. Kita memiliki kebebasan untuk menguasai diri kita dengan kemauan dan tekad yang kuat.
Orang yang menguasai diri mengasihi dirinya karena dia tahu dirinya berharga dan tidak mudah dipengaruhi oleh hal-hal yang akan merugikan dirinya. Bahkan dia menjadi teladan bagi orang lain dan hidupnya menjadi berkat bagi sesamanya.
Keberadaan kita bisa mempengaruhi lingkungan dan kehidupan kita. Kita bisa membuat lingkungan kita menjadi menyenangkan atau tidak. Penguasaan diri sangat penting untuk dipupuk setiap saat agar kita terhindar dari hal-hal yang merugikan kita. Berfikir panjang sebelum melakukan dan berkata sesuatu adalah tindakan bijaksana. Tidak semua apa yang kita pikirkan baik untuk dikatakan atau dilakukan karena tidak semua orang bisa menerimanya.
Memang tidak menyenangkan untuk menguasai diri jika kita bisa melakukannya tetapi kita memilih untuk tidak melakukannya. Penguasaan diri erat kaitannya dengan emosi kita. Kita bisa berbicara secara baik-baik kepada seseorang daripada berbicara secara kasar hanya untuk menarik perhatiannya. Kita bisa menahan emosi untuk bersabar antri di jalan yang macet daripada berebut jalan yang bisa menyebabkan keadaan bertambah kacau.
Masih banyak contoh penguasaan diri yang harusnya kita terapkan dalam menjalani peran kita masing-masing.
Mengapa penguasaan diri baik untuk dilakukan? Karena segala sesuatu ada aturannya. Kita tidak bisa semena-mena berbuat dan berkata-kata, terlebih kepada orang lain dan diri sendiri. Kita bisa merubah situasi menjadi baik atau buruk. Kitalah yang menentukan, sebagai mahluk yang paling tinggi derajatnya dibandingkan ciptaan Tuhan lainnya, kita diberi hikmat dan akal budi untuk mencerminkan sikap sesuai dengan derajat kita.
Jika kita adalah anak raja, maka sikap kita harus mencerminkan sebagai anak raja bukan anak gembala. Anak raja memiliki hak dan kewajiban sebagai anak raja, demikian juga anak gembala memiliki hak dan kewajiban sebagai anak gembala. Secara universal, kita adalah ciptaan Tuhan yang memiliki hak dan kewajiban sebagai ciptaan Tuhan. Sejatinya sejak kecil kita diajarkan moral yang baik agar menjadi orang baik.
Penguasaan diri tidak sama dengan berpura-pura karena penguasaan diri akan memberi dampak yang baik dan bersifat panjang sedangkan berpura-pura hanya bersifat sesaat saja dan biasanya akan terbongkar aslinya suatu saat. Penguasaan diri untuk kebaikan dan berpura-pura untuk kebohongan.Belajar menguasai diri sendiri sebelum kita dikuasai oleh orang lain. Kita memiliki kebebasan untuk menguasai diri kita dengan kemauan dan tekad yang kuat.
Orang yang menguasai diri mengasihi dirinya karena dia tahu dirinya berharga dan tidak mudah dipengaruhi oleh hal-hal yang akan merugikan dirinya. Bahkan dia menjadi teladan bagi orang lain dan hidupnya menjadi berkat bagi sesamanya.
Kamis, 26 April 2012
Kesempatan
Masing-masing kita diberikan waktu sama yaitu 24 jam sehari. Kita bisa menggunakannya dengan berbagai hal, tidur, bekerja, berekreasi, dan berbagai macam aktifitas termasuk melamun. Waktu terus berjalan dan tidak pernah menunggu kita, dia terus melaju sesuai kodratnya. Kadang-kadang kita kekurangan waktu sehingga tidak semua rencana yang kita susun terlaksana sesuai keinginan kita. Sering penyesalan datang karena kita lalai menggunakan waktu yang ada.
Waktu yang kita miliki adalah kesempatan yang tidak mungkin terulang lagi. Mungkin ada orang yang beruntung sembuh dari penyakit parah atau orang lolos dari kecelakaan dianggap sebagai orang yang dianugerahkan second life atau kesempatan hidup kedua.Namun sebenarnya bukan kesempatan hidup kedua, karena dia tidak mengulang hidupnya melainkan melanjutkan hidupnya atau lebih tepat disebut second chance yaitu kesempatan kedua.
Kita yang masih hidup sekarang juga memiliki kesempatan kedua, artinya kita masih memiliki kesempatan untuk berbuat sesuatu. Semakin tambah umur kita seharusnya kita lebih memperhatikan keadaan hidup kita karena semakin kecil kesempatan yang kita miliki.Sebagai orang yang beriman, kita percaya bahwa ada kehidupan dibalik kematian kita. Keadaan kita setelah kematian ditentukan oleh perbuatan yang kita lakukan sekarang. Kita mengenal pengajaran umum bahwa orang yang berbuat jahat sekarang akan masuk ke neraka setelah dia mati dan sebaliknya orang yang berbuat baik akan masuk ke sorga.
Sebagai orang yang percaya Tuhan Yesus sebagai Tuhan dan Juru Selamat atau yang disebut orang Kristen, kita percaya bahwa keselamatan atau sorga hanya diperoleh di dalam Yesus. Sebab kita percaya hanya Yesus yang bisa membawa kita sampai ke sorga bukan perbuatan baik kita. Sebab kita sebagai manusia tidak mungkin sanggup berbuat baik sampai akhir hidup kita. Hanya Pemilik sorga yang sanggup membawa kita ke tempat Dia berada, dan Yesus mau melakukannya asalkan kita percaya kepadaNya.
Sebagai orang percaya, kita diberikan tanggung jawab untuk dilakukan selama kita masih hidup di dunia ini. Kita harus hidup sesuai dengan apa yang Dia perintahkan. Kita diberikan kesempatan untuk melakukan kehendakNya selama kita masih hidup, bukan setelah mati. Setelah mati, kita beristirahat dan menantikan pengadilan terakhir, kita akan menerima upah atas pekerjaan yang kita lakukan di dunia.
Kita tidak pernah tahu kapan waktu kita berakhir, hanya Dia yang tahu. Umur kita atau kesempatan kita hidup tidak ditentukan oleh kehendak kita. Sebab itu bijaksanalah menjalani hidup ini. Berjaga-jagalah senantiasa agar kita tidak kehilangan kesempatan yang berharga ini hanya karena kita mau hidup sesuka hati.
Bukan karena kita tidak bisa tetapi karena kita tidak mau hidup diluar perintahNya.
Marilah kita mengisi setiap kesempatan dengan hidup takut akan Dia. Tuhan Yesus akan menolong kita yang menghargai dan menggunakan kesempatan yang Dia beri dengan sebaik-baiknya.
Waktu yang kita miliki adalah kesempatan yang tidak mungkin terulang lagi. Mungkin ada orang yang beruntung sembuh dari penyakit parah atau orang lolos dari kecelakaan dianggap sebagai orang yang dianugerahkan second life atau kesempatan hidup kedua.Namun sebenarnya bukan kesempatan hidup kedua, karena dia tidak mengulang hidupnya melainkan melanjutkan hidupnya atau lebih tepat disebut second chance yaitu kesempatan kedua.
Kita yang masih hidup sekarang juga memiliki kesempatan kedua, artinya kita masih memiliki kesempatan untuk berbuat sesuatu. Semakin tambah umur kita seharusnya kita lebih memperhatikan keadaan hidup kita karena semakin kecil kesempatan yang kita miliki.Sebagai orang yang beriman, kita percaya bahwa ada kehidupan dibalik kematian kita. Keadaan kita setelah kematian ditentukan oleh perbuatan yang kita lakukan sekarang. Kita mengenal pengajaran umum bahwa orang yang berbuat jahat sekarang akan masuk ke neraka setelah dia mati dan sebaliknya orang yang berbuat baik akan masuk ke sorga.
Sebagai orang yang percaya Tuhan Yesus sebagai Tuhan dan Juru Selamat atau yang disebut orang Kristen, kita percaya bahwa keselamatan atau sorga hanya diperoleh di dalam Yesus. Sebab kita percaya hanya Yesus yang bisa membawa kita sampai ke sorga bukan perbuatan baik kita. Sebab kita sebagai manusia tidak mungkin sanggup berbuat baik sampai akhir hidup kita. Hanya Pemilik sorga yang sanggup membawa kita ke tempat Dia berada, dan Yesus mau melakukannya asalkan kita percaya kepadaNya.
Sebagai orang percaya, kita diberikan tanggung jawab untuk dilakukan selama kita masih hidup di dunia ini. Kita harus hidup sesuai dengan apa yang Dia perintahkan. Kita diberikan kesempatan untuk melakukan kehendakNya selama kita masih hidup, bukan setelah mati. Setelah mati, kita beristirahat dan menantikan pengadilan terakhir, kita akan menerima upah atas pekerjaan yang kita lakukan di dunia.
Kita tidak pernah tahu kapan waktu kita berakhir, hanya Dia yang tahu. Umur kita atau kesempatan kita hidup tidak ditentukan oleh kehendak kita. Sebab itu bijaksanalah menjalani hidup ini. Berjaga-jagalah senantiasa agar kita tidak kehilangan kesempatan yang berharga ini hanya karena kita mau hidup sesuka hati.
Bukan karena kita tidak bisa tetapi karena kita tidak mau hidup diluar perintahNya.
Marilah kita mengisi setiap kesempatan dengan hidup takut akan Dia. Tuhan Yesus akan menolong kita yang menghargai dan menggunakan kesempatan yang Dia beri dengan sebaik-baiknya.
Minggu, 22 April 2012
Krisis teladan
Kasus-kasus korupsi, kekerasan, dan pemasalahan moral sedang marak terjadi. Kejadian ini dilakukan oleh orang muda dan orang tua. Orang tua yang seharusnya memberi teladan kepada orang muda tidak melakukan tugasnya dengan baik. Orang muda yang kehilangan figur orang tua yang baik dengan cepatnya beradaptasi dengan lingkungan yang tidak baik akan menghasilkan pemberontakan hanya untuk mencari perhatian yang tidak didapatnya selama ini. Kita mungkin salah satu diantaranya, sebagai orang tua yang cuek atau anak muda yang mencari perhatian.
Semua kita memerlukan perhatian dari orang yang kita jadikan teladan hidup, kita mencontoh hidup mereka yang kita kagumi, kita ingin menjadi mereka yang kita idolakan. Itu terjadi secara alami dan bertahap. Semakin kita bertambah usia, semakin kita diharapkan menjadi dewasa dan bijaksana. Kita tidak ingin hidup kita menjadi sia-sia tanpa bermakna. Kita bisa tersentuh dengan pengalaman-pengalaman hidup orang-orang yang mampu mengubah sebagian orang. Kita mungkin berfikir darimana mereka memiliki kemampuan untuk melakukan hal-hal yang tidak semua orang dapat lakukan.
Ibu Kartini menjadi teladan bagi para wanita agar ikut melibatkan diri memajukan bangsa dari kegelapan pendidikan yang menghambat kemajuan para wanita untuk berkarya tanpa meninggalkan hakekatnya sebagai wanita. Wanita dan pria diciptakan untuk menjadi teman sekerja dengan kemampuan mereka masing-masing.
Semuanya memiliki tanggung jawab yang harus dilakukan.
Bagaimana dengan pemimpin bangsa kita? Sudahkah mereka menjadi teladan hidup bagi bangsa ini?
Generasi kita telah kehilangan teladan yang baik, namun kita tidak boleh menyerah. Kita yang harus memulainya dari sekarang. Kita memiliki tanggung jawab kepada generasi dibawah kita, kitalah yang akan menjadi teladan mereka. Apa yang akan terjadi kepada mereka di kemudian hari adalah apa yang telah kita berikan kepada mereka. Seperti pepatah, siapa yang menabur angin akan menuai badai.
Berikan teladan yang baik dengan perbuatan dan perkataan yang membangun. Krisis teladan akan teratasi jika kita mau melakukannya dari sekarang dengan menjadi teladan-teladan yang baik Mungkin kita pernah gagal dan kecewa dengan keadaan, namun jangan kehilangan semangat untuk bangkit kembali karena masih ada teladan-teladan hidup yang kita jumpai walaupun tidak banyak. Namun dapat menginspirasi kita yang masih memiliki hati nurani untuk berubah menjadi lebih baik.
Tuhan memberkati orang-orang yang mau bertobat dengan kekuatan dan kasihNya.
Semua kita memerlukan perhatian dari orang yang kita jadikan teladan hidup, kita mencontoh hidup mereka yang kita kagumi, kita ingin menjadi mereka yang kita idolakan. Itu terjadi secara alami dan bertahap. Semakin kita bertambah usia, semakin kita diharapkan menjadi dewasa dan bijaksana. Kita tidak ingin hidup kita menjadi sia-sia tanpa bermakna. Kita bisa tersentuh dengan pengalaman-pengalaman hidup orang-orang yang mampu mengubah sebagian orang. Kita mungkin berfikir darimana mereka memiliki kemampuan untuk melakukan hal-hal yang tidak semua orang dapat lakukan.
Ibu Kartini menjadi teladan bagi para wanita agar ikut melibatkan diri memajukan bangsa dari kegelapan pendidikan yang menghambat kemajuan para wanita untuk berkarya tanpa meninggalkan hakekatnya sebagai wanita. Wanita dan pria diciptakan untuk menjadi teman sekerja dengan kemampuan mereka masing-masing.
Semuanya memiliki tanggung jawab yang harus dilakukan.
Bagaimana dengan pemimpin bangsa kita? Sudahkah mereka menjadi teladan hidup bagi bangsa ini?
Generasi kita telah kehilangan teladan yang baik, namun kita tidak boleh menyerah. Kita yang harus memulainya dari sekarang. Kita memiliki tanggung jawab kepada generasi dibawah kita, kitalah yang akan menjadi teladan mereka. Apa yang akan terjadi kepada mereka di kemudian hari adalah apa yang telah kita berikan kepada mereka. Seperti pepatah, siapa yang menabur angin akan menuai badai.
Berikan teladan yang baik dengan perbuatan dan perkataan yang membangun. Krisis teladan akan teratasi jika kita mau melakukannya dari sekarang dengan menjadi teladan-teladan yang baik Mungkin kita pernah gagal dan kecewa dengan keadaan, namun jangan kehilangan semangat untuk bangkit kembali karena masih ada teladan-teladan hidup yang kita jumpai walaupun tidak banyak. Namun dapat menginspirasi kita yang masih memiliki hati nurani untuk berubah menjadi lebih baik.
Tuhan memberkati orang-orang yang mau bertobat dengan kekuatan dan kasihNya.
Langganan:
Postingan (Atom)