Persepuluhan atau perpuluhan bisa menjadi pembicaraan yang tidak ada akhirnya. Misalnya apakah zaman sekarang masih harus memberi perpuluhan, itu kan ajaran di Perjanjian Lama? Perhitungan 10 persen itu diambil dari penghasilan kotor atau bersih yang kita terima? Apakah saya akan dihukum bila saya memberi kurang dari 10 persen? Bagaimana jika saya hidup pas-pasan, apakah saya tetap harus memberi perpuluhan? Masih banyak pertanyaan-pertanyaan lain mengenai perpuluhan. Entah bertanya karena tidak tahu atau sudah tahu tapi mencari celah untuk keuntungan sendiri, misalnya tidak usah memberi perpuluhan.
Perpuluhan atau lebih nyaman kita menyebut persembahan secara materi (uang) sebagai bentuk ucapan syukur dan kewajiban kita untuk pekerjaan Tuhan di bumi ini. Padahal perpuluhan tidak saja berbicara mengenai materi, tetapi juga tenaga, talenta yang kita miliki, seluruhnya milik Tuhan. Kita yang mengelolah apa yang bisa kita berikan kepada Tuhan dan sesama manusia. Inilah inti perpuluhan, bukan sekedar angka 10 persen dari apa yang kita miliki.
Kita memberi karena kita ingin memberi dengan sukarela dan sukacita, tanpa ada paksaan atau ancaman dari siapapun. Kita memberi karena kita mengasihi Tuhan dan sesama kita. Memang di Perjanjian Lama, banyak ayat yang berbicara mengenai persepuluhan, sebab di zaman itu, ditentukan apa yang dimiliki bangsa Israel untuk Tuhan supaya bangsa Israel tidak bingung lagi bertanya berapa banyak yang harus diberikan kepada Tuhan. Ukuran 10 persen memang sebenarnya tidak memberatkan bangsa Israel, dengan 90 persen mereka bisa hidup baik-baik. Mungkin juga mereka harus membayar pajak kepada raja sebesar 10 persen, itu pun mereka masih bisa mencukupi hidupnya.
Di Perjanjian Baru, tidak terlalu ditekankan persepuluhan karena anugerah keselamatan telah kita rasakan dan kita ingin memberi lebih dari 10 persen ( seharusnya ya ). Bentuk dari 10 persen itu bisa diberikan kepada hamba Tuhan ( gereja ) agar dapat disalurkan ke pelayanan umat. Bisa juga ke yayasan sosial yang kita tahu jalannya benar. Ada banyak pelayanan yang membutuhkan dana, dukungan moral, tenaga yang seharusnya kita dukung, agar pekerjaan Tuhan bisa terlaksana dengan baik.
Mari kita renungkan Mat 25:40
40.
Dan Raja itu akan menjawab mereka: Aku berkata kepadamu, sesungguhnya
segala sesuatu yang kamu lakukan untuk salah seorang dari saudara-Ku
yang paling hina ini, kamu telah melakukannya untuk Aku.
Mal 3:10
10.
Bawalah seluruh persembahan persepuluhan itu ke dalam rumah
perbendaharaan, supaya ada persediaan makanan di rumah-Ku dan ujilah
Aku, firman TUHAN semesta alam, apakah Aku tidak membukakan bagimu
tingkap-tingkap langit dan mencurahkan berkat kepadamu sampai
berkelimpahan.
2Kor 9:6-8
6.
Camkanlah ini: Orang yang menabur sedikit, akan menuai sedikit juga,
dan orang yang menabur banyak, akan menuai banyak juga.
7.
Hendaklah masing-masing memberikan menurut kerelaan hatinya, jangan
dengan sedih hati atau karena paksaan, sebab Allah mengasihi orang yang
memberi dengan sukacita.
8.
Dan Allah sanggup melimpahkan segala kasih karunia kepada kamu,
supaya kamu senantiasa berkecukupan di dalam segala sesuatu dan malah
berkelebihan di dalam pelbagai kebajikan.
Salah satu tanda kita mengasihi Tuhan dan sesama adalah dengan memberi dengan sukacita dan sukarela.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar