Rabu, 21 Oktober 2015

Penderitaan

Penderitaan adalah sesuatu yang tidak mengenakkan, sebab itu ditakuti dan dijauhi kita. Tapi sayangnya, selama kita mendiami dunia ini, penderitaan akan setia menemani kita. Tak perlu kita mencarinya, dia akan senang hati mencari dan mendapatkan kita. Jadi percuma kita takut dan lari dari penderitaan, kita akan menemuinya. Persoalan kita yang salah atau bukan, kita tetap akan menderita di dunia. Ini adalah konsekuensi dosa yang telah dilakukan nenek moyang kita, Adam dan Hawa. Hidup kita tidak menjadi nyaman lagi.

Biasanya penderitaan kita identikan dengan pencobaan, masalah hidup yang membuat kita menderita, namanya juga penderitaan. Tidak hanya menderita karena lingkungan sekitar kita, tapi juga dari dalam diri kita, ikut mendukung dan menyempurnakan penderitaan itu, lengkaplah sudah. Contohnya ketika kita berhadapan dengan orang yang berbeda dengan kita, jahat misalnya, kita mungkin bisa bersabar, tetapi ditambah dengan kelemahan tubuh, misalnya kepala sakit, apakah kita tetap bisa bersabar?

Ayub, tokoh di Alkitab, dicobai oleh iblis, dia kaya raya dan hartanya habis seketika, padahal dia disebut orang yang saleh dan takut akan Tuhan. Tanpa permisi, penderitaan datang menghampirinya seketika, kaget pastinya, tapi dia bisa menjawab Tuhan yang memberi, Tuhan yang mengambil, terpujilah nama Tuhan. Hebat!, mana ada orang seperti Ayub, yang bisa memuji Tuhan dikala penderitaan yang bisa disebut parah itu. Namun itu belum selesai, iblis tidak puas dengan reaksi Ayub, protes bahwa Tuhan masih memberikan kesehatan, sesuatu yang berharga bagi manusia. Orang akan bayar berapapun untuk kesehatan, minum obat, olahraga, makan sehat untuk mengobati atau mencegah sakit.

Ketika Ayub terkena penderitaan dari dalam, yaitu tubuhnya kena penyakit kulit parah, dari ujung kepala sampai ujung kaki penuh barah busuk. Ayub tidak sanggup memuji Tuhan, dia pasrah dan menerima kondisinya, dia tahu bahwa Tuhan sanggup memberi yang baik dan buruk. Mana bisa manusia melawan Tuhan kalau Dia sudah berkehendak?

Tidak cukup sampai disitu penderitaan Ayub, istrinya menyalahkan dia, teman-temannya memojokkan dia dengan menuduh dia pasti berbuat dosa sehingga ditimpa malapetaka yang dasyat. Tuhan pun sepertinya tidak peduli dengan Ayub. Ayub sempat marah dan protes kepada istri, teman-temannya dan Tuhan. Ayub sudah diambang batas kesabarannya, untungnya Tuhan tidak diam. Akhirnya Ayub dipulihkan kembali, bahkan lebih dari sebelumnya.

Makna dari kisah Ayub ini adalah kita bisa menderita sampai tak seorangpun berada disisi kita, bahkan Tuhan sekalipun sepertinya diam. Tugas kita adalah introspeksi diri kita, jika salah kita bertobat, jika kita tidak mengerti mengapa semua terjadi, kita pasrah kepada Tuhan, sumber jawaban dari semua persoalan hidup. Bertahanlah sampai ambang batas kemampuan dan kesabaran kita, Tuhan akan bertindak.

Penderitaan biasanya lengkap dari luar dan dalam kita, lingkungan dan kelemahan tubuh seakan memusuhi kita, namun janjiNya tidak berubah.
13. Pencobaan-pencobaan yang kamu alami ialah pencobaan-pencobaan biasa, yang tidak melebihi kekuatan manusia. Sebab Allah setia dan karena itu Ia tidak akan membiarkan kamu dicobai melampaui kekuatanmu. Pada waktu kamu dicobai Ia akan memberikan kepadamu jalan ke luar, sehingga kamu dapat menanggungnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar