Senin, 16 November 2015

Iman yang benar pangkal selamat

Kita biasa mendengar rajin pangkal sukses atau hemat pangkal kaya. Bagaimana dengan iman yang benar pangkal selamat. Iman berarti percaya akan sesuatu. Kita bisa percaya apa saja yang menurut kita layak untuk dipercayai. Tapi kenyataannya, tidak semua layak dipercaya, karena bisa saja kebohongan yang kita percayai tanpa kita sadari. Sebab itu perlu kita beriman kepada sesuatu yang benar agar kita tidak tersesat atau menyesatkan orang lain dengan iman kita.

Mari belajar dari iman seorang penjahat yang disalib bersama Yesus dalam Lukas 32:39-43

39. Seorang dari penjahat yang di gantung itu menghujat Dia, katanya: "Bukankah Engkau adalah Kristus? Selamatkanlah diri-Mu dan kami!"
40. Tetapi yang seorang menegor dia, katanya: "Tidakkah engkau takut, juga tidak kepada Allah, sedang engkau menerima hukuman yang sama?
41. Kita memang selayaknya dihukum, sebab kita menerima balasan yang setimpal dengan perbuatan kita, tetapi orang ini tidak berbuat sesuatu yang salah."
42. Lalu ia berkata: "Yesus, ingatlah akan aku, apabila Engkau datang sebagai Raja."
43. Kata Yesus kepadanya: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya hari ini juga engkau akan ada bersama-sama dengan Aku di dalam Firdaus."

Pada saat Yesus disalib, ada 2 orang penjahat yang disalib dikanan dan kiriNya. Satu orang penjahat menghujat dan mencobaiNya agar melepaskan diriNya dan mereka juga, sebab mereka mendengar Yesus Raja orang Yahudi yang merupakan pengharapan orang Yahudi supaya mereka dilepaskan dari penjajahan Romawi. Padahal misi Yesus datang bukan untuk melepaskan mereka dari penjajahan fisik, tetapi penjajahan dosa yang mengakibatkan kematian kekal.

Namun ada 1 penjahat yang menyadari bahwa dirinya memang layak dihukum sebab bersalah kepada hukum yang berlaku saat itu, tetapi dia menyatakan bahwa Yesus tidak salah dan tidak layak dihukum. Bahkan dia meminta Yesus untuk mengingat dia jika nanti Yesus datang sebagai Raja. Padahal jelas sekali Yesus dan mereka akan bertemu dengan maut alias mati. Tidak ada orang yang disalib yang tidak akan mati pada saat itu. Penyaliban adalah pembunuhan secara perlahan sampai mati.

Apa yang mendasari penjahat satu ini untuk beriman alias percaya kepada Yesus bahwa hidupnya akan selamat jika Yesus mengingatnya. Pastilah penjahat ini percaya bahwa Yesus itu bukan sekedar raja tapi Raja dari hidup yang kekal, yaitu Tuhan atas alam semesta yang akan menghakimi semua orang di bumi. Tentu kalau penjahat ini tidak bisa lolos dari hukuman dunia, maka dia berharap bisa lolos dari hukuman kekal dan Yesus adalah satu-satunya jalan menuju hidup kekal itu.

Ada penafsir Alkitab berkata bahwa kemungkinan penjahat ini bukan penjahat krimimal, tetapi penjahat politik, yaitu menentang penjajahan Romawi. Misalnya pahlawan kemerdekaan kita dibunuh bukan karena mereka melakukan kejahatan kepada bangsa kita, tetapi mereka mengusir penjajah dari negeri kita. Tentu saja bagi penjajah, pahlawan kemerdekaan kita itu adalah penjahat yang patut dihukum atau dibunuh. Mungkin penjahat ini ikut menyaksikan pelayanan Yesus, melihat banyak mujizat, mendengar kotbahNya dan tumbuh iman dalam hatinya.

Ketika melihat Yesus disalibpun, imannya tidak luntur, bahkan semakin percaya bahwa Yesus bukan manusia biasa. Mana ada orang yang bisa orang rela disalib tanpa berontak padahal tidak ada kesalahan yang diperbuatNya, bahkan mengampuni kesalahan orang yang menyalibkanNya. Satu-satunya orang yang bisa mengampuni dosa adalah Tuhan sendiri, bukan manusia biasa. Hanya Tuhan yang bisa menyelamatkan manusia yang berdosa ini dengan jalan percaya kepadaNya agar Dia mengenalnya.

Betapa beruntungnya penjahat ini, diakhir hidupnya, dia telah meminta sesuatu yang diperlukan oleh seluruh umat manusia. Sesuatu yang sangat berharga dalam hidupnya dan hidup kita, keselamatan kekal. Dia yakin bahwa Yesus akan datang sebagai Raja dan dia hanya ingin Yesus mengingatnya. Dia tahu bahwa jika Raja mengingatnya, maka hidupnya akan aman jadi dia tidak meminta yang lain. Jika presiden negeri ini mengingat kita, bukankah kita sangat bangga dan memungkinkan kita bisa ikut menikmati fasilitasnya. Apalagi jika Raja diatas segala raja mengingat kita. Tidak seorangpun bisa masuk dalam Kerajaan Kekal jika Tuhan, Pemiliknya tidak mengenal/mengingat kita.

Maka Yesuspun menjawab permintaan pejahat ini, hari ini juga engkau bersama Aku di dalam Firdaus. Yesus tidak pikir-pikir dulu atau menjawab nanti kalau urusan sudah beres. Tidak, hari ini juga, artinya segera dan pasti permintaannya akan diberikan. Keselamatan bukan perkara ringan yang bisa ditunda atau diabaikan begitu saja, sebab kita tidak pernah tahu kapan kita mati. Segera ketika kita meminta keselamatan dengan percaya kepadaNya, maka Dia langsung memberikan jaminan keselamatan, sebab itulah kerinduan hatiNya agar manusia percaya kepadaNya dan diselamatkan. Iman yang benar akan membawa kita kepada keselamatan.

Jangan keraskan hati kita ketika Tuhan menjamah hati kita. Jangan seperti penjahat yang satunya lagi yang mengujat dan tidak percaya kepada Yesus, karena dia beriman kepada sesuatu yang fana.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar