Kamis, 08 November 2018

Sinterklas dan Pit Hitam


Yesaya 9:5
Sebab seorang anak telah lahir bagi kita, seorang putera telah diberikan untuk kita; lambang pemerintahan ada diatas bahunya, dan namanya disebutkan orang: Penasihat Ajaib, Allah yang Perkasa,  Bapa yang Kekal, Raja Damai.

Ketika bel istirahat berdering, kami semua, murid TK berhamburan ke halaman sekolah yang menghadap ke jalan raya. Seberang sekolah kami, ada sekolah TK juga dan terlihat sebuah mobil minibus parkir di depannya. Keluarlah Sinterklas dengan karung yang berisi hadiah, disambut anak-anak TK dengan ceria. Kami hanya dapat memandang dari seberang jalan dengan tatapan iri, andaikan sekolah kami bisa mengundang Sinterklas, betapa senangnya kami dapat hadiah dan makanan darinya. Namun kecerian anak-anak itu tidak berlangsung lama, karena Sinterklas tidak datang seorang diri. Dia membawa Pit Hitam dengan karung hitamnya juga. Sontak, anak-anak menjadi ketakutan, mereka berteriak dan berlari berhamburan, bagaikan melihat hantu.

Kami pun saling berpandangan satu dengan yang lain, tatapan iri kami segera berubah menjadi gelak tawa melihat pemandangan yang menurut kami lucu. Iri hati kami berubah menjadi kelegaan, untung sekolah kami tidak mengundang dua mahluk itu. Betapa repotnya kami jika mereka datang, kami, anak nakal di sekolah, pastilah akan dimasukkan ke karung oleh Pit Hitam itu. Kami tidak tahu mau kemana kami akan bersembunyi, karena sekolah kami adalah gedung tua milik Belanda yang kami anggap angker. Kalaupun kami harus ke toilet, maka kami sebisa mungkin melakukannya tidak seorang diri karena beredar cerita-cerita menakutkan di sekolah kami.

Walaupun akhirnya kami tahu bahwa tidak mungkin Pit Hitam membawa anak-anak nakal di karungnya, mereka berdua hanya ingin mendidik anak-anak menurut versi mereka supaya  anak-anak menjadi anak-anak baik. Anak baik akan mendapat hadiah dan anak nakal akan mendapat hukuman. Kami cukup bahagia dengan sekolah kami yang merayakan Natal dengan nyanyian, tarian, drama bayi Yesus, Yusuf, Maria, orang Majus, para gembala dan malaikat. Tidak ketinggalan kue-kue dalam kotak dan seingat saya tidak ada Sinterklas, apalagi Pit Hitam.

Natal, hari kelahiran Yesus Kristus, seharusnya mendatangkan sukacita pengharapan bahwa kita, manusia berdosa mendapat kasih pengampunan dari Allah, yang rela turun ke dunia untuk menebus dosa kita. Allah mencari manusia berdosa bukan untuk memasukkan mereka ke karung neraka tetapi membawa hadiah keselamatan kekal bagi siapa saja yang mau percaya kepadaNya.

Mengapa Sinterklas harus membawa Pit Hitam besertanya? Apakah mereka berdua bersaudara? Mungkin saja bersaudara tapi beda bapa dan ibu. Entahlah, toh Natal adalah tentang Yesus Kristus, bukan mereka. Hehe…

Tidak ada komentar:

Posting Komentar