Kita cenderung untuk mementingkan diri sendiri, kita tidak peduli dengan sekitar kita. Ketika keselamatan kita terancam, maka kita akan melarikan diri daripada repot-repot menyelamatkan orang lain. Ketika kita senang, kita menikmatinya sendiri dan ketika kita susah, kita iri hati dengan kesenangan orang lain. Kita ingin orang lain susah dan kita hidup senang. Ketika kita berbuat baik, kita mengharapkan dilihat dan dipuji orang lain, ketika kita melakukan kesalahan, kita ingin orang lain memaafkan kita namun ketika orang lain merugikan kita, kita ingin segera membalasnya setimpal bahkan mungkin lebih.
Begitulah sedikit gambaran kehidupan kita di bumi ini. Hanya sebagian sedikit orang yang memiliki hati yang tulus mengasihi sesamanya dan memiliki hati yang luas untuk memaafkan. Diperlukan pengorbanan baik secara fisik maupun mental untuk menjalaninya. Hal itu tidak bisa terjadi secara instan karena perlu waktu dan proses yang harus dilalui. Kalau terjadi sesaat maka itu hanyalah tipuan yang bersifat sementara. Dengan kekuatan manusia, tidak seorang pun sanggup melakukannya. Kita memerlukan Tuhan yang memampukan kita untuk tidak hidup untuk diri sendiri. Sebab Tuhan telah memberikan teladan yaitu memberikan hidupnya bagi kita.
Kita manusia yang egois telah dikasihi oleh Tuhan Yesus yang telah mati menebus kita agar kita beroleh hidup yang kekal. Kasih inilah yang membentuk karakter kita menjadi manusia yang lebih baik dari hari ke hari. Semakin kita menyadari kasih Tuhan, semakin kita dapat melepaskan kepentingan kita ganti kepentingan orang lain. Hati kita diubahkan dari hati yang keras menjadi hati yang lemah lembut yang tidak tahan melihat penderitaan orang lain. Kita mau mengasihi karena Tuhan telah mengasihi kita. Apa yang kita perbuat kepada sesama kita akan diperhitungkan seperti kita melakukannya kepada Tuhan.
Pengorbanan kita tidak mungkin mengalahkan pengorbanan Tuhan kepada kita. Dunia ini miskin dengan belas kasihan, yang terjadi hari-hari ini adalah kekerasan, ketamakan, kejahatan, kebohongan dan penghujatan kepada Tuhan yang benar. Ketika kita mulai melepaskan kepentingan kita, kemungkinan besar kita akan mengalami kerugian, tetapi kita tidak akan kehilangan kasih dan damai sejahtera karena Tuhan yang adalah kasih dan damai sejahtera itu ada di dalam kita dan tidak seorangpun bisa mengambilnya dari kita. Kasih mengalahkan kejahatan sebab Tuhan itu kasih dan membenci kejahatan. Akar kejahatan adalah mementingkan diri sendiri.
Apa yang kita perbuat bukanlah urusan kita dengan sesama melainkan urusan kita dengan Tuhan pada akhirnya, sebab itu pikirkanlah baik-baik sebelum kita bertindak.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar