Kita pasti marah kalau disebut miskin karena dianggap sebagai penghinaan. Kita sering mengasumsikan miskin sebagai kekurangan materi. Tidak ada orang yang mau hidup miskin termasuk mereka yang dikategorikan golongan tidak mampu alias miskin. Kita berusaha untuk belajar menjadi orang pintar sehingga mendapatkan pekerjaan yang baik dan kita tidak menjadi miskin. Kita menabung selagi kita bisa bekerja agar nanti kelak ketika kita sudah tidak bekerja, kita tetap memiliki uang alias tidak miskin.
Namun miskin bukan saja berbicara mengenai materi atau uang. Lebih dari itu, banyak hal yang kita tidak sadari kalau kita sebenarnya miskin. Miskin belas kasihan, miskin pengetahuan, miskin kesabaran, dan masih banyak lagi yang mengurangi nilai kita sebagai manusia. Kita kekurangan alias miskin akan hal-hal yang penting dalam hidup ini. Kita seringkali mengejar kekayaan materi dunia ini untuk keinginan yang tidak pernah bisa terpuaskan. Ketika kita sudah kaya, kita melakukan tindakan korupsi agar bertambah kaya, menimbun harta untuk beberapa keturunan dengan cara yang tidak benar, padahal kita sebenarnya sangat miskin.
Miskin akan beryukur atas berkat yang kita peroleh akan membuat kita menjadi manusia serakah dan jauh dari damai sejahtera. Kita mungkin dapat memperoleh kekayaan materi dengan cara yang tidak benar tetapi kita tidak bisa menikmatinya sebab kita akan selalu dikejar ketidakpuasan dan ketakutan akan hukuman. Baik hukuman di dunia ini dan di dunia setelah kita mati.
Masing-masing kita memiliki kemiskinan yang harus kita perbaiki. Kalaupun kita kaya secara materi maka seharusnya kesempatan kita untuk memperkaya karakter kita semakin terbuka. Kalaupun kita miskin secara materi maka bukan menjadi alasan untuk kita menjadi miskin secara karakter, justru ada kebahagian jika kita kaya dalam kemiskinan kita karena bukan kekuatan kita untuk menjadi kaya tetapi kuasa Tuhan yang menjadikannya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar