Kamis, 18 Juli 2013

Nasihat

Sudah menjadi kebiasaan kita untuk malas mendengarkan nasihat dari orang lain, terlebih kalau kita sudah biasa melakukannya. Misalnya ketika kita dinasehati untuk berbicara hati-hati agar tidak menyinggung perasaan orang lain, maka kita dengan santai menganggap bahwa sudah kebiasaan kita berbicara ceplas ceplos dan tidak mungkin bisa diubah. Padahal nasihat itu mendatangkan kebaikan bagi kita, sebab tidak semua orang bisa menerima ucapan kita, kecuali orang-orang yang sudah kenal dekat kita.

Jika kita menyadari bahwa proses menjadi manusia yang baik memerlukan waktu seumur hidup, itu pun belum sempurna ketika kita meninggalkan dunia ini. Pasti masih ada penyesalan yang seharusnya tidak terjadi jika saja kita mendengar nasihat dan melakukannya. Kita dengan segala keterbatasannya memerlukan nasihat dari orang lain, baik dari orang yang kita benci atau tidak. Asalkan nasihat tersebut adalah nasihat yang benar, tentu akan berguna bagi kehidupan kita ke depannya.

Mungkin saja kita mendengar nasihat itu, tetapi karena sukar melakukannya, maka kita mengabaikannya. Atau sudah mencoba, tetapi hanya setengah jalan, sebab kita malas dan bosan. Kita menunda-nunda untuk berubah dan semakin berjalannya waktu, kita menyesal sebab segala sesuatunya sudah terlambat. Waktu terus berjalan dan kita bertambah tua, tanpa bisa dihentikan.

Sebelum kita menyesal lebih lanjut, ada baiknya kita merenungkan apa yang selama ini kita lakukan. Berapa banyak nasihat yang kita dengar dan berapa banyak yang sudah kita lakukan sesuai nasihat itu. Dari kita kecil, tentu banyak pengajaran yang kita terima dari orang tua kita, guru kita, pengajar kita, orang yang kita hormati, buku-buku, acara televisi, seminar dan masih banyak lagi. Pasti ada sesuatu yang membuat hidup kita lebih baik jika menuruti pengajaran itu.

Bukan hanya harta benda yang kita miliki, tetapi yang terpenting karakter hidup kita, apakah kita sudah menjadi orang yang berkarakter baik atau kita masih menjadi orang yang berkarakter sulit? Apakah keberadaan kita menguntungkan atau merugikan orang lain? Berapa banyak yang kita dapatkan yang bisa kita berikan kepada orang lain? Sudahkah kita memberi dengan sukacita atau terpaksa? Banyakkah musuh kita karena kesalahan dan kejahatan yang kita lakukan?

Ternyata masih banyak hal yang harus kita perbaharui, bukan tampilan kita atau the way we look tapi perbuatan kita, the way we do. Tampilan bisa menipu tetapi perbuatan akan menunjang penampilan kita. Pohon baik akan berbuah baik dan buahnya dapat dirasakan dan dinikmati, tetapi pohon yang jelek akan berbuah jelek dan buahnya akan dibuang karena tidak bisa dirasakan dan dinikmati.

Firman Tuhan adalah buku yang berisi nasihat dan panduan hidup yang benar. Jika kita melakukannya, maka baiklah hidup kita, di bumi dan di surga. Walaupun banyak masalah dan tantangan yang kita hadapi, kita bisa melewatinya karena kita mendengar nasihat yang benar. Firman Tuhan berisi kejadian yang benar-benar terjadi, menjadi pelajaran berharga bagi kita, apakah kita mau hidup gagal atau berhasil, ada di tangan kita dan kesanggupan kita. Apakah kita mau menjadi penurut atau pemberontak Firman? Kita jugalah yang akan menikmati hasilnya. Bersama Tuhan, kita pasti sanggup.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar