Dari jaman dahulu, selalu ada tindak kekerasan, dimulai dari Kain yang membunuh Habel, terus berlanjut sampai sekarang. Intensitasnya makin bertambah seiring makin bertambahnya kejahatan. Manusia makin tidak sabaran, tidak peduli dengan sesama dan tidak berfikir dengan akal sehat lagi. Jika dulu kita mendengar deru perang di negara lain yang jauh letaknya, sekarang kita sudah melihatnya langsung, di sekitar kita sudah terjadi. Semakin canggihnya teknologi keamanan, semakin canggih juga pelaku kejahatan dalam melaksanakan aksinya.
Tidak ada tempat yang aman di dunia ini, jarak maut dan kita hanya dibatasi satu langkah saja. Kita bisa menjadi korban tindak kejahatan sewaktu-waktu. Hanya anugerah Tuhan kalau kita masih bisa hidup sekarang ini. Kita hanya bisa mengantisipasi agar tidak menjadi korban dengan berlaku sopan dan sesuai dengan peraturan yang ada.
Firman Tuhan berkata jika kita rajin berbuat baik, masakan kita mengalami kejahatan, kalaupun kita mengalaminya, itu adalah anugerah, sebab lebih baik menderita karena berbuat baik daripada bersenang-senang karena berbuat jahat. Sebab Tuhan menentang orang yang melakukan tindak kekerasan. Jika kita membalas kejahatan dengan kebaikan maka kita menaruh bara api diatas kepala orang itu, artinya Tuhan yang akan membalas apa yang diperbuatnya dengan caraNya. Bisa saja dengan menyadarkan orang tersebut atau menghukumnya untuk kebaikannya.
Tuhan tidak berharap kita binasa akan kejahatan kita tetapi Dia mau mengampuni kejahatan kita dan memberi kesempatan agar kita berbuat baik. Tuhan memberikan hujan dan panas bagi orang baik dan orang jahat. Dia memberikan kesempatan bagi kita untuk mengisi hidup kita dengan buah-buah kasih. Kasih mengalahkan kekerasan hati dan perbuatan jahat.
Menjaga sikap dengan kelemah lembutan dan kesabaran akan meredam tindak kekerasan yang terjadi. Batu yang keras jika ditetesi dengan air maka akan berlubang, tetapi pisau diasah dengan pisau maka akan semakin tajam. Orang yang gemar bermain dengan pedang, akan mati oleh pedang. Kenakan kasih Kristus yang menyelamatkan hidup kita.
Selasa, 25 September 2012
Senin, 24 September 2012
Hukum kasih
Hukum kasih adalah hukum yang sempurna. Hukum kasih memberi kemerdekaan. Hukum kasih berbanding terbalik dengan hukum dunia ini. Hukum dunia menuntut keadilan menurut pandangan manusia yang terbatas.
Hukum dunia mengajarkan mata ganti mata, gigi ganti gigi dan hukum kasih mengajarkan jika ditampar pipi kiri, berikan pipi kanan. Umat Tuhan diibaratkan sebagai domba yang memerlukan gembala, bukan singa yang berjuang sendiri.
Membunuh sama dengan membenci orang, mencuri sama dengan mengingini milik orang lain, mencintai sesuatu lebih dari mencintai Tuhan adalah penyembahan berhala, melihat wanita dengan gairah termasuk sudah berzinah dengannya. Hukum kasih menilai segala sesuatu dari akarnya bukan saja dari perbuatannya.
Sebab setiap perbuatan berasal dari buah hati dan pikiran sehingga hukum kasih lebih mendidik seseorang agar menyadari perbuatannya dan bertobat.
Hukum dunia tidak menyadarkan kita dari kesalahan kita bahkan membuat kita bertambah jahat sebab kita sebenarnya tidak tahu mana yang baik. Hukuman tanpa kasih tidak mendatangkan kebenaran sebab bagaimana kita dapat melakukan yang baik jika kita berpikir apa yang kita lakukan baik ternyata salah. Hukum kasih menyediakan pengampunan karena yang kita butuhkan adalah pengampunan, penyembuhan terhadap luka-luka di hati kita. Kita tidak saja melakukan kesalahan kepada orang lain tetapi juga kita mengalami perlakuan yang salah dari orang lain.
Kita mampu mengampuni kesalahan orang lain ketika kita terlebih dulu diampuni. Pengampunan mendahului pertobatan. Ketika kita sadar bahwa kita salah, kita akan belajar dari kesalahan kita. Tetapi ketika kita dihukum karena kita tidak sadar akan apa yang kita lakukan, maka kita akan cenderung untuk memberontak dan tidak mau belajar dari kesalahan kita.
Sebab itu kita memerlukan hukum kasih sebagai pedoman hidup kita, seperti Tuhan telah mengasihi dan mengajar kita, demikian pula kita memperlakukan sesama kita. Kasih tidak mementingkan diri sendiri, kasih itu sabar, murah hati, tidak sombong, bisa menerima kelebihan dan kekurangan orang lain.
Jika Tuhan tidak memiliki hukum, maka kita akan menjadi liar dan binasa karena kebodohan kita. Jika Tuhan tidak memiliki kasih, maka kita hidup dalam ketakutan dan binasa karena kejahatan kita. Kenakan hukum kasih yang menyelamatkan hidup kita.
Hukum dunia mengajarkan mata ganti mata, gigi ganti gigi dan hukum kasih mengajarkan jika ditampar pipi kiri, berikan pipi kanan. Umat Tuhan diibaratkan sebagai domba yang memerlukan gembala, bukan singa yang berjuang sendiri.
Membunuh sama dengan membenci orang, mencuri sama dengan mengingini milik orang lain, mencintai sesuatu lebih dari mencintai Tuhan adalah penyembahan berhala, melihat wanita dengan gairah termasuk sudah berzinah dengannya. Hukum kasih menilai segala sesuatu dari akarnya bukan saja dari perbuatannya.
Sebab setiap perbuatan berasal dari buah hati dan pikiran sehingga hukum kasih lebih mendidik seseorang agar menyadari perbuatannya dan bertobat.
Hukum dunia tidak menyadarkan kita dari kesalahan kita bahkan membuat kita bertambah jahat sebab kita sebenarnya tidak tahu mana yang baik. Hukuman tanpa kasih tidak mendatangkan kebenaran sebab bagaimana kita dapat melakukan yang baik jika kita berpikir apa yang kita lakukan baik ternyata salah. Hukum kasih menyediakan pengampunan karena yang kita butuhkan adalah pengampunan, penyembuhan terhadap luka-luka di hati kita. Kita tidak saja melakukan kesalahan kepada orang lain tetapi juga kita mengalami perlakuan yang salah dari orang lain.
Kita mampu mengampuni kesalahan orang lain ketika kita terlebih dulu diampuni. Pengampunan mendahului pertobatan. Ketika kita sadar bahwa kita salah, kita akan belajar dari kesalahan kita. Tetapi ketika kita dihukum karena kita tidak sadar akan apa yang kita lakukan, maka kita akan cenderung untuk memberontak dan tidak mau belajar dari kesalahan kita.
Sebab itu kita memerlukan hukum kasih sebagai pedoman hidup kita, seperti Tuhan telah mengasihi dan mengajar kita, demikian pula kita memperlakukan sesama kita. Kasih tidak mementingkan diri sendiri, kasih itu sabar, murah hati, tidak sombong, bisa menerima kelebihan dan kekurangan orang lain.
Jika Tuhan tidak memiliki hukum, maka kita akan menjadi liar dan binasa karena kebodohan kita. Jika Tuhan tidak memiliki kasih, maka kita hidup dalam ketakutan dan binasa karena kejahatan kita. Kenakan hukum kasih yang menyelamatkan hidup kita.
Rabu, 19 September 2012
Kekayaan sejati
Ketika kita lahir didunia, kita tidak membawa apa-apa dan ketika kita meninggalkan dunia, kita juga tidak membawa apa-apa. Apa yang kita miliki di dunia hanya berlaku ketika kita masih hidup di dunia, itu pun kalau kita diberi kuasa untuk menikmatinya. Tidak semua orang diberi kuasa untuk menikmati apa yang dimilikinya. Seringkali apa yang dimilikinya, dinikmati oleh orang lain dan kita hanya bisa melihatnya. Tetapi mengapa kita berlomba-lomba untuk memiliki segala yang ada di dunia?
Hati yang tidak pernah puas dengan apa yang dimilikinya, ditambah mata yang melihat hal-hal yang indah dan pikiran yang menunjang agar keinginan untuk memiliki segera terlaksana. Lingkungan menghargai kita dengan apa yang kita miliki. Keangkuhan hidup membuat kita mengejar kekayaan tanpa kenal aturan.
Tuhan berjanji akan memberkati kita jika kita melakukan bagian kita dan mencukupkan diri dengan apa yang kita miliki.Ketika kita dipercayakan kekayaan baik itu besar atau kecil menurut pemandangan kita, tetaplah itu adalah kekayaan yang harus dipertanggungjawabkan. Ada tujuan dibalik kekayaan yang kita miliki yaitu untuk memperkaya orang lain.
Kekayaan bukan saja berbicara mengenai harta benda, namun pengetahuan, budi, teladan, hikmat adalah kekayaan yang membawa hidup kita memiliki makna. Sia-sia jika kita mengabaikan kekayaan rohani yang tidak kelihatan secara kasat mata tetapi memiliki dampak yang sangat besar bagi hidup kita.
Orang yang percaya kepada Tuhan Yesus adalah orang yang kaya karena Tuhan kita adalah Tuhan yang memiliki segalanya, baik itu dunia dan manusia, juga hikmat marifat yang tidak ada tandingannya. Tuhan menilai kita kaya dengan apa yang kita berikan dalam hidup kita, bukan apa yang kita miliki. Karena kita memiliki keterbatasan dalam menggunakan kekayaan kita, tapi kita bisa memberikan kekayaan kita tanpa terbatas. Kita dapat memberi harta kita, pengetahuan kita, hikmat kita karena semuanya berasal dari Tuhan dan akan kembali kepada Tuhan dengan jalan kita memuliakan namaNya lewat hidup kita.
Teladan hidup kita hanya Tuhan Yesus. Dia hidup didunia untuk memberikan hidupNya agar kita selamat, masuk surga. Dia tidak mengejar harta benda dan kekuasaan di dunia karena bukan itu tujuanNya. Dia datang untuk memberi teladan agar kita mengikutiNya. Dia telah memberi dampak yang luar biasa bagi umat manusia, Dia memberikan kekayaan yang terbesar yaitu hidupNya agar kita hidup.
Kekayaan terbesar kita adalah hidup kita yang telah ditebus oleh darahNya dan biarlah hidup kita bukan untuk diri kita sendiri tetapi kita hidup untuk Tuhan dengan jalan melakukan apa yang Dia mau, yaitu mengasihi Tuhan dengan segenap hati dan mengasihi sesama seperti kita mengasihi diri kita sendiri. Nama Tuhan dipermuliakan lewat sikap perbuatan kita.
Kekayaan dunia akan kita tinggalkan kelak, hanya kekayaan pengenalan akan Tuhan yang akan mengiringi langkah kita masuk dalam rumahNya untuk menikmati kekayaan yang sejati.
Ketika bayi lahir, tangannya akan menggenggam seolah berkata aku akan menggenggam harta dunia ini, tetapi ketika orang meninggal, tangannya akan terkulai seolah berkata tidak harta dunia yang bisa aku bawa di alam kekekalan.
Hati yang tidak pernah puas dengan apa yang dimilikinya, ditambah mata yang melihat hal-hal yang indah dan pikiran yang menunjang agar keinginan untuk memiliki segera terlaksana. Lingkungan menghargai kita dengan apa yang kita miliki. Keangkuhan hidup membuat kita mengejar kekayaan tanpa kenal aturan.
Tuhan berjanji akan memberkati kita jika kita melakukan bagian kita dan mencukupkan diri dengan apa yang kita miliki.Ketika kita dipercayakan kekayaan baik itu besar atau kecil menurut pemandangan kita, tetaplah itu adalah kekayaan yang harus dipertanggungjawabkan. Ada tujuan dibalik kekayaan yang kita miliki yaitu untuk memperkaya orang lain.
Kekayaan bukan saja berbicara mengenai harta benda, namun pengetahuan, budi, teladan, hikmat adalah kekayaan yang membawa hidup kita memiliki makna. Sia-sia jika kita mengabaikan kekayaan rohani yang tidak kelihatan secara kasat mata tetapi memiliki dampak yang sangat besar bagi hidup kita.
Orang yang percaya kepada Tuhan Yesus adalah orang yang kaya karena Tuhan kita adalah Tuhan yang memiliki segalanya, baik itu dunia dan manusia, juga hikmat marifat yang tidak ada tandingannya. Tuhan menilai kita kaya dengan apa yang kita berikan dalam hidup kita, bukan apa yang kita miliki. Karena kita memiliki keterbatasan dalam menggunakan kekayaan kita, tapi kita bisa memberikan kekayaan kita tanpa terbatas. Kita dapat memberi harta kita, pengetahuan kita, hikmat kita karena semuanya berasal dari Tuhan dan akan kembali kepada Tuhan dengan jalan kita memuliakan namaNya lewat hidup kita.
Teladan hidup kita hanya Tuhan Yesus. Dia hidup didunia untuk memberikan hidupNya agar kita selamat, masuk surga. Dia tidak mengejar harta benda dan kekuasaan di dunia karena bukan itu tujuanNya. Dia datang untuk memberi teladan agar kita mengikutiNya. Dia telah memberi dampak yang luar biasa bagi umat manusia, Dia memberikan kekayaan yang terbesar yaitu hidupNya agar kita hidup.
Kekayaan terbesar kita adalah hidup kita yang telah ditebus oleh darahNya dan biarlah hidup kita bukan untuk diri kita sendiri tetapi kita hidup untuk Tuhan dengan jalan melakukan apa yang Dia mau, yaitu mengasihi Tuhan dengan segenap hati dan mengasihi sesama seperti kita mengasihi diri kita sendiri. Nama Tuhan dipermuliakan lewat sikap perbuatan kita.
Kekayaan dunia akan kita tinggalkan kelak, hanya kekayaan pengenalan akan Tuhan yang akan mengiringi langkah kita masuk dalam rumahNya untuk menikmati kekayaan yang sejati.
Ketika bayi lahir, tangannya akan menggenggam seolah berkata aku akan menggenggam harta dunia ini, tetapi ketika orang meninggal, tangannya akan terkulai seolah berkata tidak harta dunia yang bisa aku bawa di alam kekekalan.
Jumat, 14 September 2012
Bingung
Ada orang yang berkata : Saya bukannya tidak percaya bahwa Tuhan masih sanggup menolong saya, tapi saya bingung apa yang harus saya lakukan?. Ketika masalah datang bertubi-tubi dan tidak ada jalan keluar, seringkali kita bertanya-tanya apakah salah saya, apakah ini cobaan yang diizinkan Tuhan, apakah memang ini jalan menuju keberhasilan, dan masih banyak pertanyaan yang seolah olah tidak ada jawabannya.
Perhatian kita hanya terfokus pada masalah yang ada dan berharap akan ada penyelesaian secepatnya. Kenyataannya, selama kita hidup di dunia, masalah akan berjalan bersama-sama kita sampai akhir hidup kita. Adalah hal yang sia-sia jika kita ingin hidup tanpa masalah. Tidak dicari pun, masalah akan datang, apalagi jika kita mencarinya, segera dia akan muncul di hadapan kita.
Namun yang sering membuat kita bingung adalah pertanyaan mengapa begitu, mengapa begini yang akan mendewasakan kita. Kadang kita tidak tahu apa penyebabnya sampai akhirnya masalah lewat begitu saja.
Sebagai orang percaya kepada Tuhan, kita dituntut percaya tanpa melihat, yang kita sebut iman. Kita percaya dalam melewati masalah apapun yang membuat kita bingung, ada Tuhan yang beserta dengan kita. Tuhan yang baik memiliki rencana yang baik dan indah dalam hidup kita tanpa kita perlu untuk mengetahuinya terlebih dahulu.
Ketika kita percaya kepada Tuhan dan berjalan sesuai dengan kehendakNya, walaupun kenyataannya kita bingung apa kehendak Tuhan dalam hidup kita, Tuhan akan memberi kita kekuatan dalam menjalani hidup ini, apapun yang terjadi, sebab kita percaya persoalan dan pencobaan yang diizinkanNya, tidak ada yang terjadi tanpa seizinNya, tidak akan melampaui kekuatan kita sebab Allah setia dan tidak pernah meninggalkan kita.
Kebingungan bisa terjadi ketika kita tidak mempercayaiNya, kita membandingkan dengan masalah orang lain yang kelihatannya lebih ringan atau membandingkan hidup kita dengan orang lain yang kelihatannya lebih berhasil dari hidup kita, kita menjadi iri hati dengan orang lain sehingga hilanglah damai sejahtera kita di dalam Tuhan. Tuhan memiliki rencana yang berbeda-beda kepada setiap anak-anakNya sesuai dengan kemampuan kita. Tugas kita adalah menggenapi rencanaNya dengan penuh sukacita, apapun rencanaNya sebab ketika hidup didalam rencanaNya, kita akan menemukan passion of life, gairah hidup, kebahagiaan yang tidak bisa diukur dengan apapun juga. Kita bisa bernyanyi It is well with my soul, nyamanlah jiwaku.
Kita tidak akan pusing dan iri hati melihat tingkah laku, pola hidup orang-orang yang mengejar kekayaan dengan cara yang tidak benar, mengejar kekuasaan dengan mengorbankan hak orang lain, bersenang-senang diatas penderitaan orang lain dan hal-hal yang tidak benar lainnya sebab mereka tidak akan mendapatkan kebahagiaan yang sejati, mereka akan selalu merasakan kekosongan jiwa jika mereka tidak percaya kepada Tuhan dan melakukan kehendakNya.
Satu hal yang kita harus ingat, Bapa yang baik pasti memberikan yang terbaik bagi anakNya dan Iblis yang jahat pasti memberikan yang terjahat bagi kita. Walaupun saat ini kita masih ada kebingungan dan keraguan akan hidup ini, kita tetap bisa melangkah dengan iman bahwa Tuhan masih ada dan masih berdaulat dalam hidup kita. Tetap lakukan yang terbaik yang kita bisa lakukan, menabur dan menabur yang baik, meskipun kita mungkin tidak menuainya langsung tapi apa yang kita tabur akan kita tuai kelak.
Perhatian kita hanya terfokus pada masalah yang ada dan berharap akan ada penyelesaian secepatnya. Kenyataannya, selama kita hidup di dunia, masalah akan berjalan bersama-sama kita sampai akhir hidup kita. Adalah hal yang sia-sia jika kita ingin hidup tanpa masalah. Tidak dicari pun, masalah akan datang, apalagi jika kita mencarinya, segera dia akan muncul di hadapan kita.
Namun yang sering membuat kita bingung adalah pertanyaan mengapa begitu, mengapa begini yang akan mendewasakan kita. Kadang kita tidak tahu apa penyebabnya sampai akhirnya masalah lewat begitu saja.
Sebagai orang percaya kepada Tuhan, kita dituntut percaya tanpa melihat, yang kita sebut iman. Kita percaya dalam melewati masalah apapun yang membuat kita bingung, ada Tuhan yang beserta dengan kita. Tuhan yang baik memiliki rencana yang baik dan indah dalam hidup kita tanpa kita perlu untuk mengetahuinya terlebih dahulu.
Ketika kita percaya kepada Tuhan dan berjalan sesuai dengan kehendakNya, walaupun kenyataannya kita bingung apa kehendak Tuhan dalam hidup kita, Tuhan akan memberi kita kekuatan dalam menjalani hidup ini, apapun yang terjadi, sebab kita percaya persoalan dan pencobaan yang diizinkanNya, tidak ada yang terjadi tanpa seizinNya, tidak akan melampaui kekuatan kita sebab Allah setia dan tidak pernah meninggalkan kita.
Kebingungan bisa terjadi ketika kita tidak mempercayaiNya, kita membandingkan dengan masalah orang lain yang kelihatannya lebih ringan atau membandingkan hidup kita dengan orang lain yang kelihatannya lebih berhasil dari hidup kita, kita menjadi iri hati dengan orang lain sehingga hilanglah damai sejahtera kita di dalam Tuhan. Tuhan memiliki rencana yang berbeda-beda kepada setiap anak-anakNya sesuai dengan kemampuan kita. Tugas kita adalah menggenapi rencanaNya dengan penuh sukacita, apapun rencanaNya sebab ketika hidup didalam rencanaNya, kita akan menemukan passion of life, gairah hidup, kebahagiaan yang tidak bisa diukur dengan apapun juga. Kita bisa bernyanyi It is well with my soul, nyamanlah jiwaku.
Kita tidak akan pusing dan iri hati melihat tingkah laku, pola hidup orang-orang yang mengejar kekayaan dengan cara yang tidak benar, mengejar kekuasaan dengan mengorbankan hak orang lain, bersenang-senang diatas penderitaan orang lain dan hal-hal yang tidak benar lainnya sebab mereka tidak akan mendapatkan kebahagiaan yang sejati, mereka akan selalu merasakan kekosongan jiwa jika mereka tidak percaya kepada Tuhan dan melakukan kehendakNya.
Satu hal yang kita harus ingat, Bapa yang baik pasti memberikan yang terbaik bagi anakNya dan Iblis yang jahat pasti memberikan yang terjahat bagi kita. Walaupun saat ini kita masih ada kebingungan dan keraguan akan hidup ini, kita tetap bisa melangkah dengan iman bahwa Tuhan masih ada dan masih berdaulat dalam hidup kita. Tetap lakukan yang terbaik yang kita bisa lakukan, menabur dan menabur yang baik, meskipun kita mungkin tidak menuainya langsung tapi apa yang kita tabur akan kita tuai kelak.
Langganan:
Postingan (Atom)