Kamis, 20 Juni 2013

Penyesalan

Setiap kita pasti memiliki masa lalu yang kita sesalkan, misalnya seandainya dulu saya rajin belajar, maka saya sudah mendapatkan pekerjaan yang bagus sekarang atau seandainya dulu saya memilih yang benar, maka sekarang saya tidak salah jalan dan menanggung akibatnya. Kita tidak bisa mengubah apa yang telah terjadi di masa lalu, apapun penyesalan kita. Kita harus merelakan penyesalan kita dan menarik hikmahnya agar kita tidak mengulangnya kembali. Waktu terus berjalan dan kita pun semakin berkurang kekuatan fisik kita. Semakin tua, kita semakin memiliki sedikit kesempatan karena kemampuan kita pun semakin terbatas. Masalah pasti datang bertubi-tubi yang akan menyita waktu kita untuk mengejar harapan kita.

Tapi selama kita masih hidup di dunia, kita masih memiliki kesempatan untuk memperbaiki hidup kita, walaupun waktu yang tersisa semakin sedikit. Kita harus mempergunakannya sebaik mungkin. Semakin kecil kesempatan kita, semakin kita tidak memiliki banyak pilihan dan seharusnya kita bisa memilih yang terbaik. Karena bukan banyaknya waktu yang membuat kita semakin baik, tetapi pilihan kita yang akan menentukan akan seperti apa hidup yang kita jalani.

Kita bisa belajar dari tokoh di Alkitab yang menyesal karena pilihan yang mereka ambil, tetapi mereka mengambil sikap yang salah ketika mereka masih ada kesempatan, seperti Yudas Iskariot yang menyesal telah menjual Gurunya, Yesus sehingga mati tersalib.Yudas masih memiliki waktu untuk bertobat, namun dia tidak bertobat dan memilih untuk mengakhiri hidupnya.Bukankah sekarang banyak kejadian bunuh diri? Alasan bunuh diri pasti terselip rasa penyesalan dan tidak ditanggulangi dengan baik. Mengandalkan kekuatan sendiri pasti akan menuju kehampaan dan jalan buntu. Akhirnya bunuh diri menjadi jalan pintas atas masalah yang dihadapi, padahal masalah yang terbesar akan segera menghampiri tanpa bisa ditolak.

Selain Yudas Iskariot yang hidupnya berakhir dengan tragis, ada Simon Petrus yang tak kalah menyesal karena telah menyangkal Gurunya, Yesus. Tapi Petrus memilih jalan yang benar, dia mau menerima anugerah pengampunan sehingga hidupnya menjadi martir bagi Tuhan. Petrus si penjala ikan menjadi penjala manusia, membawa banyak jiwa untuk diselamatkan oleh Tuhan Yesus. Penjahat di sebelah Yesus yang menyesal akan dosa-dosanya, di waktu yang terakhir dalam hidupnya, dia memilih anugerah keselamatan dengan percaya kepada Yesus walaupun sama-sama dalam keadaan tersalib, tapi dia memiliki iman yang besar bahwa Yesus adalah Pemilik Sorga. Penjahat ini telah membuat keputusan yang benar yang tidak akan pernah dia sesali.

Penyesalan tidak akan membawa kita kepada jalan buntu selama kita percaya Tuhan Yesus. Kita bisa belajar dari kesalahan kita di masa lampau untuk melakukan yang terbaik yang bisa kita lakukan selama kita masih hidup.Janganlah jadikan penyesalan sebagai alat untuk kita berdiam diri dan tidak melakukan apa-apa. Masih ada harapan bagi kita ketika kita mau bertobat dan percaya kepadaNya. Tidak ada kata terlambat di dalam Tuhan kecuali kita tidak percaya padaNya. Di dalam Tuhan ada jalan keluar bagi semua persoalan kita. Penyesalan yang terbesar adalah ketika kita menolak anugerah keselamatan yang Dia tawarkan dengan cuma-cuma.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar