Rabu, 17 April 2013

Keberuntungan

Ada ungkapan orang bodoh bisa dikalahkan oleh orang pintar, tapi orang pintar bisa dikalahkan oleh orang yang beruntung. Kalau kita membaca kisah Donal Bebek, maka ada tokoh si Untung yang beruntung, bahkan bisa mengalahkan si Paman Gober yang pintar dan pelit. Beruntung berarti kita mendapatkan sesuatu yang baik walaupun kita tidak berusaha. Apakah betul kita tidak perlu berusaha jika ingin beruntung?

Jika kita membaca Alkitab, maka akan kita temui kisah Yosua yang diperintahkan Tuhan agar tidak lupa memperkatakan kitab Taurat dan merenungkannya siang dan malam dan bertindak hati-hati sesuai apa yang tertulis di dalamnya agar perjalanannya  berhasil dan beruntung atas apa yang dikerjakannya. Jadi, ada syaratnya untuk menjadi beruntung, tidak seperti kejatuhan duren dari pohonnya, dipastikan mati orangnya ketiban duren.

Untuk menjadi beruntung, kita harus taat kepada Allah, sang pemegang hidup kita. Ketika kita hidup benar dimataNya, bisa saja kita mengalami musibah dan persoalan yang tidak kita duga sebelumnya, tapi itu bukan berarti kita tidak beruntung. Sebab didalam Tuhan, apapun yang terjadi dalam hidup kita, Dia sedang membentuk hidup kita agar sempurna di hadapanNya. Jika kita harus menderita atas apa yang tidak kita lakukan, maka kita bisa dikatakan beruntung karena kita sedang belajar proses kehidupan, karena jika kita telah melewatinya, maka kita menjadi pribadi yang kuat dan dapat menolong orang lain yang mengalaminya.

Namun jika kita mencuri dan hampir tertangkap, maka kita bukan beruntung, tetapi kita melarikan diri dari tanggung jawab yang seharusnya kita ambil. Atau jika kita tertangkap pun, maka kita tidak bisa dikatakan tidak beruntung, sebab sedang kita menabur apa yang kita tuai. Lebih baik kita dihajar selama kita hidup didunia, sebab berarti masih ada waktu untuk bertobat, daripada setelah kita mati, tidak ada kesempatan untuk bertobat lagi, hanya kematian kekal yang menanti.

Beruntunglah kalau kita masih dihajar oleh Allah kita, sebab bapa mana yang tidak sayang anaknya, kalau anaknya biarkan salah jalan akan mengakibatkan penyesalan.Terlebih Bapa di Surga, Dia tidak ingin anak-anakNya terhilang, maka jika kita salah jalan akan dikembalikan ke jalan yang benar dengan cara yang halus bahkan kasar sekalipun untuk kebaikan kita.

Sebab itu, Dia berkata jika matamu jahat, maka lebih baik jika kita buta asal masuk surga, yang artinya apapun yang merintangi kita masuk surga, kita harus merelakannya walaupun tidak enak. Jangan sampai Tuhan harus memperlakukan kita secara kasar baru kita bertobat, tidak harus kehilangan mata kita dulu baru kita bertobat. Selagi kita masih bisa berbuat sesuatu, mari kita tiru teladan Zakeus, yang bertobat dan berbalik dari jalannya yang salah, sebelum Tuhan meminta habis hartanya seperti anak muda yang ingin menjadi sempurna, tapi hatinya melekat pada hartanya sehingga meninggalkan Yesus.

Dengan melakukan semua itu, maka kita akan menjadi orang yang beruntung, sebab orang yang takut Tuhan akan mengalahkan orang yang beruntung, maka kita lebih dari beruntung. Jika Tuhan di pihak kita, siapakah lawan kita? Tidak ada.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar