Tak bisa dipungkiri setiap orang menginginkan kebahagian dalam hidupnya. Tak segan-segan, kita terus mengejar apa yang kita yakini akan mendatangkan kebahagian, seperti kekayaan, kesuksesan, ketenaran dan lain sebagainya. Jika hal-hal tersebut memang benar mendatangkan kebahagiaan, mengapa ada orang-orang yang mengakhiri hidupnya setelah mereka mendapatkannya? Tapi tidak sedikit juga yang tidak belajar dari orang lain agar tidak mudah mengakhiri hidupnya tetapi malah mengikutinya.
Jika dikatakan kebahagiaan ada di dalam hati kita, maka mengapa kita tidak merasakannya? Karena kita hidup dengan apa yang kita lihat dan kita membandingkan hidup kita dengan orang lain. Kita merasa iri jika orang lain kehidupannya lebih baik dari kita dan kita mencemooh orang lain yang kehidupannya dibawah kita. Kita memposisikan diri kta sebagai mahluk yang paling benar dan menganggap orang lain salah. Kita menjadi hakim bagi orang lain tetapi tidak bagi diri kita sendiri.
Atau kita hidup mengikuti apa kata orang kebanyakan, apa yang diikuti orang banyak, maka kita ikut-ikutan tanpa meneliti terlebih dahulu apakah yang diikutinya benar atau tidak. Mengikuti arus perubahan zaman agar tidak ketinggalan zaman, kita pikir itulah kebahagiaan. Menjadi mahluk serba tahu, dengan mengisi pengetahuan kita dengan arus gelombang informasi yang up to date, entah informasi yang berguna atau tidak, siapa yang peduli, yang penting terlihat cerdas dan nyambung dengan orang banyak.Ini pun tidak mendatangkan kebahagiaan sebab banyak orang yang stress setelah menjadi orang yang serba tahu.
Jika ditelusuri, apakah kebahagiaan itu? Ternyata jika kita hidup dalam kebenaran, maka kita adalah orang yang berbahagia. Sebab jika kita hidup benar, maka kita berdiri di pihak yang benar, yaitu Tuhan Yesus, maka siapakah yang dapat menghancurkan kita, jika Tuhan di pihak kita? Kemiskinankah, kemelaratankah, dukacitakah? Tidak ada, bahkan kematian kekal yang mengerikan pun sudah dikalahkan olehNya.
Jadi mengejar kebahagiaan adalah mengejar kebenaran, itulah yang sedang kita kerjakan seharusnya, bukan yang lain. Ini bukan pekerjaan yang mudah, dan selama kita kita hidup di dunia, selama itu pula kita terus mengejarnya supaya tidak ada kesempatan bagi setan untuk menyesatkan kita. Kita tidak kebal dengan tipu daya setan tapi kita bisa menjauhkan diri darinya dengan hidup berjalan menurut kehendak Tuhan.
Imanuel, Tuhan beserta kita, Dia hidup di dalam kita, menuntun kita setiap saat. Jangan padamkan suaraNya, tetapi dengarkan suaraNya, taati FirmanNya, maka kita akan berbahagia. Suka cita sejati hanya ada di dalam Tuhan, sebab Dia adalah Raja Damai, ya hanya bagi orang yang mau menerimaNya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar