Selasa, 17 November 2015

Iman yang disertai kesabaran

Kisah di Markus 5:21-43 ada 2 kisah mujizat yang terjadi di dalam pelayanan Yesus. Kepala rumah ibadat yang mempunyai anak perempuan yang sakit parah hampir mati dan wanita yang mengalami pendarahan selama 12 tahun, yang sudah diobati berkali-kali namun tidak sembuh juga. Keduanya memiliki iman bahwa Yesus pasti bisa menyembuhkan segala macam penyakit. Keduanya datang kepada Yesus dan memohon kesembuhan. Iman yang disertai dengan perbuatan telah mereka lakukan.

Tetapi masih ada yang perlu mereka kerjakan agar harapan atau mujizat menjadi nyata, yaitu kesabaran. Jika kepada rumah ibadat tidak sabar, maka ketika dalam perjalanan ke rumahnya, dia akan menggerutu ketika Yesus berhenti untuk menanyakan siapakah yang menjamah jubahNya. Anak yang sakit parah hampir mati tentu memerlukan pertolongan dengan segera tanpa ditunda-tunda lagi, taruhannya nyawa bisa melayang. Jika zaman sekarang mobil ambulance diberikan prioritas untuk lewat terlebih dahulu karena ada kepentingan khusus yang harus didahulukan.

Begitu juga anak kepala rumah ibadat ini, bisa saja Yesus nanti berbicaranya dengan perempuan yang menderita pendarahan. Jika wanita itu sudah sembuh ya sudah tidak usah berbicara lagi, nanti saja, mungkin kita akan berpikiran seperti itu. Tetapi sepanjang perjalanan, tidak ada kata-kata keberatan dari kepala rumah ibadat, sampai Yesus di rumahnya. Benar saja, anaknya sudah mati, selesai sudah usahanya, bahkan orang-orang dari keluarganya menghimbau agar Yesus tidak usah repot-repot menyembuhkan, karena sudah mati.

Bisa saja kepala rumah ibadat ini protes kepada Yesus karena berlama-lama dijalan jadi semuanya terlambat. Kesabarannya membawa bukan hanya kesembuhan dari penyakit tetapi kebangkitan anaknya dari kematian. Tidak ada dokter mana pun yang sanggup membangkitkan orang mati. Sebenarnya dia butuh tabib untuk menyembuhkan anaknya, tetapi dengan imannnya, dia bertemu Tuhan yang sanggup memberi kehidupan. Pasti imannya semakin bertumbuh kepada Yesus.

Wanita yang mengalami pendarahan pun memerlukan kesabaran untuk sembuh dari penyakitnya. Dia sudah berusaha berobat kemana-mana, sampai dia mendengar berita tentang Yesus. Imannya membawa dia untuk datang kepada Yesus ditengah kerumunan orang banyak. Tidak mudah meminta perhatian Yesus, tetapi imannya mengatakan bahwa jubahNya saja mendatangkan kesembuhan. Padahal tidak pernah ada yang menjamah jubah Yesus lalu sembuh pada saat itu.

Begitu dia menjamah jubahNya, dia merasa sembuh dari penyakitnya. Bukan hanya sembuh, Yesus pun berhenti dan mencari siapa yang menjamah jubahNya. Yesus tahu ada kuasa kesembuhan keluar dari diriNya yang menyembuhkannya. Bukan berarti Yesus tidak tahu siapa yang menjamahNya, tetapi Dia ingin agar wanita itu bersaksi apa yang telah Yesus lakukan. Wanita ini bukan hanya mendapatkan kesembuhan lewat imannya, tetapi dia beroleh keselamatan, sebab kini dia tahu Yesus bukan hanya tabib, tetapi Tuhan yang menyelamatkan.

Kepala rumah ibadat dan wanita yang mengalami pendarahan, semula hanya ingin beroleh kesembuhan, tetapi lewat perjumpaan dengan Yesus secara pribadi, hidup mereka diubahkan. Mereka mendapatkan jawaban dari pergumulan hidup mereka bahwa Yesus itu Tuhan yang sanggup melakukan apapun dan dengan cara apapun dan dalam waktuNya. Tidak ada yang mustahil bagiNya.

Kita pun dapat belajar dari pengalaman 2 tokoh ini. Mereka dengan iman dan kesabaran akhirnya mendapatkan apa yang mereka butuhkan. Persoalan hidup jika kita sikapi dengan benar, yaitu datang kepada Yesus, maka bukan hanya persoalan selesai, tetapi cara pandang kita terhadap Yesus pun akan berubah menjadi lebih baik. Yesus bukan manusia super, tetapi dia Tuhan semesta alam yang peduli dan mengasihi kita.

Senin, 16 November 2015

Iman yang benar pangkal selamat

Kita biasa mendengar rajin pangkal sukses atau hemat pangkal kaya. Bagaimana dengan iman yang benar pangkal selamat. Iman berarti percaya akan sesuatu. Kita bisa percaya apa saja yang menurut kita layak untuk dipercayai. Tapi kenyataannya, tidak semua layak dipercaya, karena bisa saja kebohongan yang kita percayai tanpa kita sadari. Sebab itu perlu kita beriman kepada sesuatu yang benar agar kita tidak tersesat atau menyesatkan orang lain dengan iman kita.

Mari belajar dari iman seorang penjahat yang disalib bersama Yesus dalam Lukas 32:39-43

39. Seorang dari penjahat yang di gantung itu menghujat Dia, katanya: "Bukankah Engkau adalah Kristus? Selamatkanlah diri-Mu dan kami!"
40. Tetapi yang seorang menegor dia, katanya: "Tidakkah engkau takut, juga tidak kepada Allah, sedang engkau menerima hukuman yang sama?
41. Kita memang selayaknya dihukum, sebab kita menerima balasan yang setimpal dengan perbuatan kita, tetapi orang ini tidak berbuat sesuatu yang salah."
42. Lalu ia berkata: "Yesus, ingatlah akan aku, apabila Engkau datang sebagai Raja."
43. Kata Yesus kepadanya: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya hari ini juga engkau akan ada bersama-sama dengan Aku di dalam Firdaus."

Pada saat Yesus disalib, ada 2 orang penjahat yang disalib dikanan dan kiriNya. Satu orang penjahat menghujat dan mencobaiNya agar melepaskan diriNya dan mereka juga, sebab mereka mendengar Yesus Raja orang Yahudi yang merupakan pengharapan orang Yahudi supaya mereka dilepaskan dari penjajahan Romawi. Padahal misi Yesus datang bukan untuk melepaskan mereka dari penjajahan fisik, tetapi penjajahan dosa yang mengakibatkan kematian kekal.

Namun ada 1 penjahat yang menyadari bahwa dirinya memang layak dihukum sebab bersalah kepada hukum yang berlaku saat itu, tetapi dia menyatakan bahwa Yesus tidak salah dan tidak layak dihukum. Bahkan dia meminta Yesus untuk mengingat dia jika nanti Yesus datang sebagai Raja. Padahal jelas sekali Yesus dan mereka akan bertemu dengan maut alias mati. Tidak ada orang yang disalib yang tidak akan mati pada saat itu. Penyaliban adalah pembunuhan secara perlahan sampai mati.

Apa yang mendasari penjahat satu ini untuk beriman alias percaya kepada Yesus bahwa hidupnya akan selamat jika Yesus mengingatnya. Pastilah penjahat ini percaya bahwa Yesus itu bukan sekedar raja tapi Raja dari hidup yang kekal, yaitu Tuhan atas alam semesta yang akan menghakimi semua orang di bumi. Tentu kalau penjahat ini tidak bisa lolos dari hukuman dunia, maka dia berharap bisa lolos dari hukuman kekal dan Yesus adalah satu-satunya jalan menuju hidup kekal itu.

Ada penafsir Alkitab berkata bahwa kemungkinan penjahat ini bukan penjahat krimimal, tetapi penjahat politik, yaitu menentang penjajahan Romawi. Misalnya pahlawan kemerdekaan kita dibunuh bukan karena mereka melakukan kejahatan kepada bangsa kita, tetapi mereka mengusir penjajah dari negeri kita. Tentu saja bagi penjajah, pahlawan kemerdekaan kita itu adalah penjahat yang patut dihukum atau dibunuh. Mungkin penjahat ini ikut menyaksikan pelayanan Yesus, melihat banyak mujizat, mendengar kotbahNya dan tumbuh iman dalam hatinya.

Ketika melihat Yesus disalibpun, imannya tidak luntur, bahkan semakin percaya bahwa Yesus bukan manusia biasa. Mana ada orang yang bisa orang rela disalib tanpa berontak padahal tidak ada kesalahan yang diperbuatNya, bahkan mengampuni kesalahan orang yang menyalibkanNya. Satu-satunya orang yang bisa mengampuni dosa adalah Tuhan sendiri, bukan manusia biasa. Hanya Tuhan yang bisa menyelamatkan manusia yang berdosa ini dengan jalan percaya kepadaNya agar Dia mengenalnya.

Betapa beruntungnya penjahat ini, diakhir hidupnya, dia telah meminta sesuatu yang diperlukan oleh seluruh umat manusia. Sesuatu yang sangat berharga dalam hidupnya dan hidup kita, keselamatan kekal. Dia yakin bahwa Yesus akan datang sebagai Raja dan dia hanya ingin Yesus mengingatnya. Dia tahu bahwa jika Raja mengingatnya, maka hidupnya akan aman jadi dia tidak meminta yang lain. Jika presiden negeri ini mengingat kita, bukankah kita sangat bangga dan memungkinkan kita bisa ikut menikmati fasilitasnya. Apalagi jika Raja diatas segala raja mengingat kita. Tidak seorangpun bisa masuk dalam Kerajaan Kekal jika Tuhan, Pemiliknya tidak mengenal/mengingat kita.

Maka Yesuspun menjawab permintaan pejahat ini, hari ini juga engkau bersama Aku di dalam Firdaus. Yesus tidak pikir-pikir dulu atau menjawab nanti kalau urusan sudah beres. Tidak, hari ini juga, artinya segera dan pasti permintaannya akan diberikan. Keselamatan bukan perkara ringan yang bisa ditunda atau diabaikan begitu saja, sebab kita tidak pernah tahu kapan kita mati. Segera ketika kita meminta keselamatan dengan percaya kepadaNya, maka Dia langsung memberikan jaminan keselamatan, sebab itulah kerinduan hatiNya agar manusia percaya kepadaNya dan diselamatkan. Iman yang benar akan membawa kita kepada keselamatan.

Jangan keraskan hati kita ketika Tuhan menjamah hati kita. Jangan seperti penjahat yang satunya lagi yang mengujat dan tidak percaya kepada Yesus, karena dia beriman kepada sesuatu yang fana.

Rabu, 21 Oktober 2015

Penderitaan

Penderitaan adalah sesuatu yang tidak mengenakkan, sebab itu ditakuti dan dijauhi kita. Tapi sayangnya, selama kita mendiami dunia ini, penderitaan akan setia menemani kita. Tak perlu kita mencarinya, dia akan senang hati mencari dan mendapatkan kita. Jadi percuma kita takut dan lari dari penderitaan, kita akan menemuinya. Persoalan kita yang salah atau bukan, kita tetap akan menderita di dunia. Ini adalah konsekuensi dosa yang telah dilakukan nenek moyang kita, Adam dan Hawa. Hidup kita tidak menjadi nyaman lagi.

Biasanya penderitaan kita identikan dengan pencobaan, masalah hidup yang membuat kita menderita, namanya juga penderitaan. Tidak hanya menderita karena lingkungan sekitar kita, tapi juga dari dalam diri kita, ikut mendukung dan menyempurnakan penderitaan itu, lengkaplah sudah. Contohnya ketika kita berhadapan dengan orang yang berbeda dengan kita, jahat misalnya, kita mungkin bisa bersabar, tetapi ditambah dengan kelemahan tubuh, misalnya kepala sakit, apakah kita tetap bisa bersabar?

Ayub, tokoh di Alkitab, dicobai oleh iblis, dia kaya raya dan hartanya habis seketika, padahal dia disebut orang yang saleh dan takut akan Tuhan. Tanpa permisi, penderitaan datang menghampirinya seketika, kaget pastinya, tapi dia bisa menjawab Tuhan yang memberi, Tuhan yang mengambil, terpujilah nama Tuhan. Hebat!, mana ada orang seperti Ayub, yang bisa memuji Tuhan dikala penderitaan yang bisa disebut parah itu. Namun itu belum selesai, iblis tidak puas dengan reaksi Ayub, protes bahwa Tuhan masih memberikan kesehatan, sesuatu yang berharga bagi manusia. Orang akan bayar berapapun untuk kesehatan, minum obat, olahraga, makan sehat untuk mengobati atau mencegah sakit.

Ketika Ayub terkena penderitaan dari dalam, yaitu tubuhnya kena penyakit kulit parah, dari ujung kepala sampai ujung kaki penuh barah busuk. Ayub tidak sanggup memuji Tuhan, dia pasrah dan menerima kondisinya, dia tahu bahwa Tuhan sanggup memberi yang baik dan buruk. Mana bisa manusia melawan Tuhan kalau Dia sudah berkehendak?

Tidak cukup sampai disitu penderitaan Ayub, istrinya menyalahkan dia, teman-temannya memojokkan dia dengan menuduh dia pasti berbuat dosa sehingga ditimpa malapetaka yang dasyat. Tuhan pun sepertinya tidak peduli dengan Ayub. Ayub sempat marah dan protes kepada istri, teman-temannya dan Tuhan. Ayub sudah diambang batas kesabarannya, untungnya Tuhan tidak diam. Akhirnya Ayub dipulihkan kembali, bahkan lebih dari sebelumnya.

Makna dari kisah Ayub ini adalah kita bisa menderita sampai tak seorangpun berada disisi kita, bahkan Tuhan sekalipun sepertinya diam. Tugas kita adalah introspeksi diri kita, jika salah kita bertobat, jika kita tidak mengerti mengapa semua terjadi, kita pasrah kepada Tuhan, sumber jawaban dari semua persoalan hidup. Bertahanlah sampai ambang batas kemampuan dan kesabaran kita, Tuhan akan bertindak.

Penderitaan biasanya lengkap dari luar dan dalam kita, lingkungan dan kelemahan tubuh seakan memusuhi kita, namun janjiNya tidak berubah.
13. Pencobaan-pencobaan yang kamu alami ialah pencobaan-pencobaan biasa, yang tidak melebihi kekuatan manusia. Sebab Allah setia dan karena itu Ia tidak akan membiarkan kamu dicobai melampaui kekuatanmu. Pada waktu kamu dicobai Ia akan memberikan kepadamu jalan ke luar, sehingga kamu dapat menanggungnya.

Senin, 05 Oktober 2015

Kitab Daniel

Kitab penuh simbol di Alkitab yaitu Daniel dan Wahyu. Ditulis dalam rentang waktu yang berbeda jauh, namun saling berkaitan, membuktikan Alkitab adalah pewahyuan dari Allah.
Berikut rangkuman yang diteliti oleh pakar Alkitab, yang memudahkan kita untuk mengerti artinya, walaupun masih jauh dari sempurna.

Daniel 2 Kerajaan Babel, Raja Nebukadnezar, tahun kedua

Patung besar yang terdiri dari kepala dari emas tua, dada dan lengan dari perak, perut dan pinggang dari tembaga, paha dari besi, kaki sebagian dari besi dan tanah liat.
Terungkit lepas sebuah batu tanpa perbuatan tangan manusia, menimpa batu, tepat pada kakinya yang terbuat dari besi dan tanah liat, sehingga remuk.

Emas Tua melambangkan kerajaan Babel
Perak melambangkan kerajaan Persia
Tembaga melambangkan kerajaan Yunani
Besi melambangkan kerajaan Romawi

Batu melambangkan Kerajaan Allah yang tidak dapat binasa, Kis 4:11-12
11. Yesus adalah batu yang dibuang oleh tukang-tukang bangunan--yaitu kamu sendiri--,namun ia telah menjadi batu penjuru.
12. Dan keselamatan tidak ada di dalam siapapun juga selain di dalam Dia, sebab di bawah kolong langit ini tidak ada nama lain yang diberikan kepada manusia yang olehnya kita dapat diselamatkan."

Daniel 8

Seekor domba jantan berdiri di depan sungai, memiliki 2 tanduk yang tinggi dan 1 tanduk lebih tinggi lagi, menanduk ke arah barat, utara, selatan
Seekor kambing jantan datang dari sebelah barat, melintasi seluruh bumi tanpa menginjak tanah, mempunyai tanduk aneh diantara kedua matanya

Domba jantan adalah raja-raja orang Media dan Persia
Kambing jantan berbulu kesat adalah raja negeri Yunani

Daniel bekerja kepada beberapa kerajaan

Daniel 1 Kerajaan Babel, Raja Nebukadnezar
Terjadi peristiwa
mimpi penglihatan raja mengenai sebuah patung besar, nubuat terpecahnya kerajaan itu
pembuatan patung emas untuk disembah sehingga terjadi peristiwa dapur api yang dialami Sadrakh, Mesakh, Abednego, 
mimpi penglihatan raja mengenai sebatang pohon yang tinggi di bumi yang akhirnya ditebang, nubuat tentang nasib raja yang direndahkan lalu dipulihkan

Daniel 5 Kerajaan Babel, Raja Belsyazar
Terjadi peristiwa
penglihatan raja mengenai punggung tangan menulis di dinding, nubuat berakhirnya kerajaan Babel,
mimpi Daniel penglihatan 4 binatang besar naik dari laut, nubuat akan ada raja-raja yang muncul,
penglihatan munculnya domba jantan, kambing jantan, nubuat raja-raja yang muncul, Media Persia dan Yunani

Daniel 6 Kerajaan Media, Raja Darius, anak Ahasyweros 
Terjadi peristiwa
goa singa yang disediakan buat Daniel karena menyembah Allah,
Daniel memperhatikan kumpulan kitab jumlah tahun menurut Firman Tuhan kepada nabi Yeremia akan berlaku atas timbunan puing Yerusalem, yakni 70 tahun,
doa Daniel,
nubuat yang akan datang

Daniel 6 Kerajaan Persia, Raja Koresh
Terjadi peristiwa
penglihatan malaikat Gabriel, Mikhael, peperangan pemimpin orang Persia, Yunani

Selasa, 18 Agustus 2015

Persepuluhan

Persepuluhan atau perpuluhan bisa menjadi pembicaraan yang tidak ada akhirnya. Misalnya apakah zaman sekarang masih harus memberi perpuluhan, itu kan ajaran di Perjanjian Lama? Perhitungan 10 persen itu diambil dari penghasilan kotor atau bersih yang kita terima? Apakah saya akan dihukum bila saya memberi kurang dari 10 persen? Bagaimana jika saya hidup pas-pasan, apakah saya tetap harus memberi perpuluhan? Masih banyak pertanyaan-pertanyaan lain mengenai perpuluhan. Entah bertanya karena tidak tahu atau sudah tahu tapi mencari celah untuk keuntungan sendiri, misalnya tidak usah memberi perpuluhan.

Perpuluhan atau lebih nyaman kita menyebut persembahan secara materi (uang) sebagai bentuk ucapan syukur dan kewajiban kita untuk pekerjaan Tuhan di bumi ini. Padahal perpuluhan tidak saja berbicara mengenai materi, tetapi juga tenaga, talenta yang kita miliki, seluruhnya milik Tuhan. Kita yang mengelolah apa yang bisa kita berikan kepada Tuhan dan sesama manusia. Inilah inti perpuluhan, bukan sekedar angka 10 persen dari apa yang kita miliki.

Kita memberi karena kita ingin memberi dengan sukarela dan sukacita, tanpa ada paksaan atau ancaman dari siapapun. Kita memberi karena kita mengasihi Tuhan dan sesama kita. Memang di Perjanjian Lama, banyak ayat yang berbicara mengenai persepuluhan, sebab di zaman itu, ditentukan apa yang dimiliki bangsa Israel untuk Tuhan supaya bangsa Israel tidak bingung lagi bertanya berapa banyak yang harus diberikan kepada Tuhan. Ukuran 10 persen memang sebenarnya tidak memberatkan bangsa Israel, dengan 90 persen mereka bisa hidup baik-baik. Mungkin juga mereka harus membayar pajak kepada raja sebesar 10 persen, itu pun mereka masih bisa mencukupi hidupnya.

Di Perjanjian Baru, tidak terlalu ditekankan persepuluhan karena anugerah keselamatan telah kita rasakan dan kita ingin memberi lebih dari 10 persen ( seharusnya ya ). Bentuk dari 10 persen itu bisa diberikan kepada hamba Tuhan ( gereja ) agar dapat disalurkan ke pelayanan umat. Bisa juga ke yayasan sosial yang kita tahu jalannya benar. Ada banyak pelayanan yang membutuhkan dana, dukungan moral, tenaga yang seharusnya kita dukung, agar pekerjaan Tuhan bisa terlaksana dengan baik.

Mari kita renungkan Mat 25:40
40. Dan Raja itu akan menjawab mereka: Aku berkata kepadamu, sesungguhnya segala sesuatu yang kamu lakukan untuk salah seorang dari saudara-Ku yang paling hina ini, kamu telah melakukannya untuk Aku.

Mal 3:10
10. Bawalah seluruh persembahan persepuluhan itu ke dalam rumah perbendaharaan, supaya ada persediaan makanan di rumah-Ku dan ujilah Aku, firman TUHAN semesta alam, apakah Aku tidak membukakan bagimu tingkap-tingkap langit dan mencurahkan berkat kepadamu sampai berkelimpahan.

2Kor 9:6-8
6. Camkanlah ini: Orang yang menabur sedikit, akan menuai sedikit juga, dan orang yang menabur banyak, akan menuai banyak juga.
7. Hendaklah masing-masing memberikan menurut kerelaan hatinya, jangan dengan sedih hati atau karena paksaan, sebab Allah mengasihi orang yang memberi dengan sukacita.
8. Dan Allah sanggup melimpahkan segala kasih karunia kepada kamu, supaya kamu senantiasa berkecukupan di dalam segala sesuatu dan malah berkelebihan di dalam pelbagai kebajikan.

Salah satu tanda kita mengasihi Tuhan dan sesama adalah dengan memberi dengan sukacita dan sukarela.

Senin, 29 Juni 2015

Berani hidup

Banyaknya persoalan hidup membuat orang putus asa dan takut menghadapi hidup ini. Sebagian orang memilih untuk mengakhiri hidupnya dengan bunuh diri, bahkan mengajak orang lain untuk bunuh diri bersama- sama. Bermacam-macam alasan untuk bunuh diri, misalnya sakit yang tidak kunjung sembuh, tekanan hidup, putus cinta, kekurangan materi, penolakan dari lingkungan, ajaran sesat dan lain sebagainya.

Intinya bunuh diri menurut mereka yang melakukannya adalah jalan pintas atau terbaik untuk menghindari persoalan hidup ini. Apakah benar demikian?

Bukan keinginan kita semata untuk dilahirkan di dunia ini. Kita ada karena Tuhan berencana kita ada dan Dia memiliki tujuan untuk kita lakukan dalam hidup ini. Apa pun yang terjadi dalam hidup kita, Tuhan tetap beserta kita. Itu pun kalau kita tidak melarikan diri atau berontak dari pimpinanNya. Kita harus menyelesaikan tugas kita sampai Tuhan sendiri yang menjemput kita pulang ke rumahNya. Bisa saja kematian menjemput dengan cara yang menurut kita tidak wajar, seperti kecelakaan, sakit penyakit dan kesedihan yang mendalam.

Setidaknya kita sudah menjaga diri kita dengan makanan sehat, menjauhi marabahaya dan menjaga keseimbangan hidup. Kematian tidak usah kita cari, karena kematian yang akan mencari dan mendatangi kita, jika waktunya tiba. Urusan kita sekarang adalah apa yang kita kerjakan di dunia ini selama kita hidup. Kita tidak takut mati karena kita tahu, mati adalah keuntungan, bertemu dengan Tuhan langsung ( tentu saja kalau hidup kita bertanggung jawab ) dan kita seharusnya tidak takut hidup, walaupun kenyataannya hidup ini tidak mudah.

Hidup di dunia ini bukan sekedar hidup seadanya, tapi hidup yang memuliakan Tuhan.
1Pet1:13-19
13. Sebab itu siapkanlah akal budimu, waspadalah dan letakkanlah pengharapanmu seluruhnya atas kasih karunia yang dianugerahkan kepadamu pada waktu penyataan Yesus Kristus.
14. Hiduplah sebagai anak-anak yang taat dan jangan turuti hawa nafsu yang menguasai kamu pada waktu kebodohanmu,
15. tetapi hendaklah kamu menjadi kudus di dalam seluruh hidupmu sama seperti Dia yang kudus, yang telah memanggil kamu,
16. sebab ada tertulis: Kuduslah kamu, sebab Aku kudus.
17. Dan jika kamu menyebut-Nya Bapa, yaitu Dia yang tanpa memandang muka menghakimi semua orang menurut perbuatannya, maka hendaklah kamu hidup dalam ketakutan selama kamu menumpang di dunia ini.
18. Sebab kamu tahu, bahwa kamu telah ditebus dari cara hidupmu yang sia-sia yang kamu warisi dari nenek moyangmu itu bukan dengan barang yang fana, bukan pula dengan perak atau emas,
19. melainkan dengan darah yang mahal, yaitu darah Kristus yang sama seperti darah anak domba yang tak bernoda dan tak bercacat.

Seorang pemenang bukan hanya berani mati tetapi juga berani hidup.

Senin, 22 Juni 2015

Pengampunan

Berbicara mengenai keselamatan berarti berbicara mengenai pengampunan. Kita telah berdosa artinya kita melakukan kesalahan dengan tidak mentaati perintahNya, kita meminta maaf atas kesalahan kita kepada Tuhan. Namun permohonan maaf kita tidak berlaku jika tidak melalui Tuhan Yesus sebab tanpaNya kita tidak menyadari kesalahan kita, mana mungkin kita minta maaf. Orang yang tidak percaya Tuhan Yesus mungkin menyadari kesalahannya tetapi mencoba dengan usahanya sendiri untuk memperbaiki kesalahannya. Bisa dipastikan orang yang mengandalkan kekuatannya pasti putus asa dan tidak akan menemukan pengampunan. Hidupnya selalu dikejar-kejar oleh rasa bersalahnya atau kalau sudah dibiarkan terus menerus, maka dia akan terbiasa dengan dosa dan bahkan menikmatinya. Dia hanya akan takut melakukan kesalahan karena ada hukum di dunia yang masih berlaku. Hanya itu.

Berbeda dengan kita yang percaya kepada Tuhan Yesus, kita yang membawa dosa kita seperti perumpamaan orang yang berhutang, Mat 18:23-35
23. Sebab hal Kerajaan Sorga seumpama seorang raja yang hendak mengadakan perhitungan dengan hamba-hambanya.
24. Setelah ia mulai mengadakan perhitungan itu, dihadapkanlah kepadanya seorang yang berhutang sepuluh ribu talenta.
25. Tetapi karena orang itu tidak mampu melunaskan hutangnya, raja itu memerintahkan supaya ia dijual beserta anak isterinya dan segala miliknya untuk pembayar hutangnya.
26. Maka sujudlah hamba itu menyembah dia, katanya: Sabarlah dahulu, segala hutangku akan kulunaskan.
27. Lalu tergeraklah hati raja itu oleh belas kasihan akan hamba itu, sehingga ia membebaskannya dan menghapuskan hutangnya.
28. Tetapi ketika hamba itu keluar, ia bertemu dengan seorang hamba lain yang berhutang seratus dinar kepadanya. Ia menangkap dan mencekik kawannya itu, katanya: Bayar hutangmu!
29. Maka sujudlah kawannya itu dan memohon kepadanya: Sabarlah dahulu, hutangku itu akan kulunaskan.
30. Tetapi ia menolak dan menyerahkan kawannya itu ke dalam penjara sampai dilunaskannya hutangnya.
31. Melihat itu kawan-kawannya yang lain sangat sedih lalu menyampaikan segala yang terjadi kepada tuan mereka.
32. Raja itu menyuruh memanggil orang itu dan berkata kepadanya: Hai hamba yang jahat, seluruh hutangmu telah kuhapuskan karena engkau memohonkannya kepadaku.
33. Bukankah engkau pun harus mengasihani kawanmu seperti aku telah mengasihani engkau?
34. Maka marahlah tuannya itu dan menyerahkannya kepada algojo-algojo, sampai ia melunaskan seluruh hutangnya.
35. Maka Bapa-Ku yang di sorga akan berbuat demikian juga terhadap kamu, apabila kamu masing-masing tidak mengampuni saudaramu dengan segenap hatimu."

kita adalah orang yang berhutang sepuluh ribu talenta, nilai yang besar yang tidak mungkin kita bayar, tetapi kita beroleh pengampunan/pelunasan dari hutang dosa kita yang besar itu secara cuma cuma karena kita memohon pengampunan kepada Tuan kita. Namun Tuan kita pun menyuruh kita bersikap sama kepada sesama kita yang berhutang/bersalah kepada kita. Sebab kita tidak mungkin bisa menyelamatkan jiwa kita sendiri apalagi menyelamatkan jiwa orang lain. Keselamatan nilainya sangat besar dan kesalahan orang lain tidaklah sebanding dengan keselamatan kita.

Sebab itu hutang kita lebih besar daripada apa yang orang lain telah lakukan kepada kita. Orang lain mungkin hanya bisa menyakiti hati, mencuri harta benda atau membunuh tubuh kita tapi tidak bisa mengambil keselamatan yang Tuhan sudah berikan kepada kita. Ketika Petrus bertanya berapa kali harus mengampuni kesalahan orang lain dengan memberikan batasann jumlahnya, maka Tuhan menggenapi jumlahnya dengan angka sempurna, tidak terhitung lagi. Artinya tidak ada alasan untuk kita tidak mengampuni orang yang bersalah kepada kita. Mat 18:21-22
21. Kemudian datanglah Petrus dan berkata kepada Yesus: "Tuhan, sampai berapa kali aku harus mengampuni saudaraku jika ia berbuat dosa terhadap aku? Sampai tujuh kali?"
22. Yesus berkata kepadanya: "Bukan! Aku berkata kepadamu: Bukan sampai tujuh kali, melainkan sampai tujuh puluh kali tujuh kali.

Bahkan dalam doa yang diajarkan Tuhan Yesus dalam Doa Bapa Kami, lebih tegas lagi perintah untuk mengampuni. Mat 6:12  12. dan ampunilah kami akan kesalahan kami, seperti kami juga mengampuni orang yang bersalah kepada kami;
Terlihat seperti sebuah persyaratan bahwa pengampunan  hanya diberikan bagi orang yang memberikan pengampunan kepada sesamanya.

Hal terbesar yang dilakukan Tuhan Yesus di kayu salib, yang salah satunya menggetarkan hati seorang penjahat di sebelahNya sehingga dia percaya kepadaNya, ketika Dia berkata, Luk 23:34
34. Yesus berkata: "Ya Bapa, ampunilah mereka, sebab mereka tidak tahu apa yang mereka perbuat.

Jika Tuhan Yesus saja mau mengampuni kita, masakan kita tidak mau mengampuni sesama kita. Apakah kita lebih hebat dariNya? Mar 11:25
 25. Dan jika kamu berdiri untuk berdoa, ampunilah dahulu sekiranya ada barang sesuatu dalam hatimu terhadap seseorang, supaya juga Bapamu yang di sorga mengampuni kesalahan-kesalahanmu."

Memang bukan pekerjaan yang mudah untuk mengampuni orang lain, tetapi ingatlah apa yang Tuhan telah lakukan lebih dulu buat kita, maka kita akan sanggup melakukannya. Pengampunan mendatangkan kelegaan, sukacita, kemerdekaan dari sakit hati, kecewa, kepahitan hati yang dapat membunuh hati nurani.


Jumat, 12 Juni 2015

Baptis selam

Bagi kalangan kristen, terdapat beberapa macam baptisan, yaitu tanda orang percaya kepada Tuhan Yesus, misalnya secara selam, percik, dikibar bendera dan mungkin ada lagi yang lain. Untuk baptisan selam biasanya dilakukan kepada orang yang sudah dewasa, maksudnya dia sudah belajar dan mengerti bahwa Allah Bapa, Putra dan Roh Kudus adalah satu yang dikenal dengan nama Tuhan Yesus Kristus, yang melaluiNya ada keselamatan kekal dan siap menjadi pengikutNya.

Bagi yang menerima baptisan percik, biasanya dilakukan ketika bayi, baru sesudah besar, sekitar umur 15 tahun, dia akan menerima sidi, yaitu pelajaran tentang keselamatan kekal di dalam Tuhan Yesus Kristus. Baptisan ketika bayi, diasumsikan ketika Tuhan Yesus selama pelayananNya pernah memberkati anak-anak. Berbeda dengan baptis selam yang dilakukan ketika dewasa, maka ketika bayi, anak mengikuti acara penyerahan anak ke pendeta untuk didoakan supaya anak itu bertumbuh dalam kasih sayang Tuhan Yesus dan bimbingan orang tua.

Terlepas mana baptisan yang lebih tepat sesuai Alkitab sebagai acuannya, maka beberapa ayat ini bisa dijadikan pegangan, walaupun rasanya bentuk baptisan tidak mempengaruhi keselamatan kekal kita sebagai orang yang percaya kepada Allah Bapa, Putra dan Roh Kudus. Bisa saja seseorang yang percaya Tuhan Yesus tapi belum sempat dibaptis, keburu meninggal dunia, kita percaya dia tetap selamat  kan.

1. Baptisan disertai pengajaran adalah perintah dari Tuhan Yesus sendiri ketika Dia terangkat ke Sorga, Mat 28:19-20
19. Karena itu pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-Ku dan baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus,
20. dan ajarlah mereka melakukan segala sesuatu yang telah Kuperintahkan kepadamu. Dan ketahuilah, Aku menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir zaman."

2. Baptisan dengan media air seperti yang dilakukan Tuhan Yesus melalui Yohanes Pembaptis, Mat 3:16 16. Sesudah dibaptis, Yesus segera keluar dari air dan pada waktu itu juga langit terbuka dan Ia melihat Roh Allah seperti burung merpati turun ke atas-Nya,

3. Penyerahan anak tanpa baptisan dilakukan Tuhan Yesus dalam pelayananNya, Mat 19:13-15
13. Lalu orang membawa anak-anak kecil kepada Yesus, supaya Ia meletakkan tangan-Nya atas mereka dan mendoakan mereka; akan tetapi murid-murid-Nya memarahi orang-orang itu.
14. Tetapi Yesus berkata: "Biarkanlah anak-anak itu, janganlah menghalang-halangi mereka datang kepada-Ku; sebab orang-orang yang seperti itulah yang empunya Kerajaan Sorga."
15. Lalu Ia meletakkan tangan-Nya atas mereka dan kemudian Ia berangkat dari situ.

4. Baptisan selam memiliki makna kita telah dikuburkan bersamaNya dalam baptisan kematian akan dosa, supaya kita dibangkitkan dalam kemuliaanNya, Rom 6:2-5
2. Sekali-kali tidak! Bukankah kita telah mati bagi dosa, bagaimanakah kita masih dapat hidup di dalamnya?
3. Atau tidak tahukah kamu, bahwa kita semua yang telah dibaptis dalam Kristus, telah dibaptis dalam kematian-Nya?
4. Dengan demikian kita telah dikuburkan bersama-sama dengan Dia oleh baptisan dalam kematian, supaya, sama seperti Kristus telah dibangkitkan dari antara orang mati oleh kemuliaan Bapa, demikian juga kita akan hidup dalam hidup yang baru.
5. Sebab jika kita telah menjadi satu dengan apa yang sama dengan kematian-Nya, kita juga akan menjadi satu dengan apa yang sama dengan kebangkitan-Nya.

Mungkin masih ada lagi makna dari baptisan selam,  bukan baptisan yang menyelamatkan kita, hanya Tuhan Yesus yang menyelamatkan dan sebagai pengikutNya, kita meneladani apa yang dilakukanNya. Perbedaan liturgi bisa terjadi, tetapi kita tetap satu iman di dalam Tuhan Yesus Kristus dan hendaklah kita bermegah hanya di dalam namaNya, seperti kisah Paulus dalam pelayanannya 1Kor 1:10-31
10. Tetapi aku menasihatkan kamu, saudara-saudara, demi nama Tuhan kita Yesus Kristus, supaya kamu seia sekata dan jangan ada perpecahan di antara kamu, tetapi sebaliknya supaya kamu erat bersatu dan sehati sepikir.
11. Sebab, saudara-saudaraku, aku telah diberitahukan oleh orang-orang dari keluarga Kloe tentang kamu, bahwa ada perselisihan di antara kamu.
12. Yang aku maksudkan ialah, bahwa kamu masing-masing berkata: Aku dari golongan Paulus. Atau aku dari golongan Apolos. Atau aku dari golongan Kefas. Atau aku dari golongan Kristus.
13. Adakah Kristus terbagi-bagi? Adakah Paulus disalibkan karena kamu? Atau adakah kamu dibaptis dalam nama Paulus?
14. Aku mengucap syukur bahwa tidak ada seorangpun juga di antara kamu yang aku baptis selain Krispus dan Gayus,
15. sehingga tidak ada orang yang dapat mengatakan, bahwa kamu dibaptis dalam namaku.
16. Juga keluarga Stefanus aku yang membaptisnya. Kecuali mereka aku tidak tahu, entahkah ada lagi orang yang aku baptis.
17. Sebab Kristus mengutus aku bukan untuk membaptis, tetapi untuk memberitakan Injil; dan itupun bukan dengan hikmat perkataan, supaya salib Kristus jangan menjadi sia-sia.
18. Sebab pemberitaan tentang salib memang adalah kebodohan bagi mereka yang akan binasa, tetapi bagi kita yang diselamatkan pemberitaan itu adalah kekuatan Allah.
19. Karena ada tertulis: "Aku akan membinasakan hikmat orang-orang berhikmat dan kearifan orang-orang bijak akan Kulenyapkan."
20. Di manakah orang yang berhikmat? Di manakah ahli Taurat? Di manakah pembantah dari dunia ini? Bukankah Allah telah membuat hikmat dunia ini menjadi kebodohan?
21. Oleh karena dunia, dalam hikmat Allah, tidak mengenal Allah oleh hikmatnya, maka Allah berkenan menyelamatkan mereka yang percaya oleh kebodohan pemberitaan Injil.
22. Orang-orang Yahudi menghendaki tanda dan orang-orang Yunani mencari hikmat,
23. tetapi kami memberitakan Kristus yang disalibkan: untuk orang-orang Yahudi suatu batu sandungan dan untuk orang-orang bukan Yahudi suatu kebodohan,
24. tetapi untuk mereka yang dipanggil, baik orang Yahudi, maupun orang bukan Yahudi, Kristus adalah kekuatan Allah dan hikmat Allah.
25. Sebab yang bodoh dari Allah lebih besar hikmatnya dari pada manusia dan yang lemah dari Allah lebih kuat dari pada manusia.
26. Ingat saja, saudara-saudara, bagaimana keadaan kamu, ketika kamu dipanggil: menurut ukuran manusia tidak banyak orang yang bijak, tidak banyak orang yang berpengaruh, tidak banyak orang yang terpandang.
27. Tetapi apa yang bodoh bagi dunia, dipilih Allah untuk memalukan orang-orang yang berhikmat, dan apa yang lemah bagi dunia, dipilih Allah untuk memalukan apa yang kuat,
28. dan apa yang tidak terpandang dan yang hina bagi dunia, dipilih Allah, bahkan apa yang tidak berarti, dipilih Allah untuk meniadakan apa yang berarti,
29. supaya jangan ada seorang manusiapun yang memegahkan diri di hadapan Allah.
30. Tetapi oleh Dia kamu berada dalam Kristus Yesus, yang oleh Allah telah menjadi hikmat bagi kita. Ia membenarkan dan menguduskan dan menebus kita.
31. Karena itu seperti ada tertulis: "Barangsiapa yang bermegah, hendaklah ia bermegah di dalam Tuhan."
 

Jumat, 24 April 2015

Berbahagialah

Siapakah orang yang tidak mau berbahagia? Pastinya tidak ada. Semua orang mau hidupnya berbahagia. Menurut kita biasanya yang disebut berbahagia adalah tidak ada masalah hidup, semua rencana kita berjalan sesuai yang kita mau dan tidak ada kemalangan, kesusahan dan lain sebagainya. Ya, biasanya kita berbahagia jika kita sedang punya banyak uang, tubuh sehat, orang-orang di sekitar kita menyenangkan, semua rencana kita berjalan dengan baik.

Namun, jika kita membaca Kotbah di Bukit
1. Ketika Yesus melihat orang banyak itu, naiklah Ia ke atas bukit dan setelah Ia duduk, datanglah murid-murid-Nya kepada-Nya.
2. Maka Yesus pun mulai berbicara dan mengajar mereka, kata-Nya:
3. "Berbahagialah orang yang miskin di hadapan Allah, karena merekalah yang empunya Kerajaan Sorga.
4. Berbahagialah orang yang berdukacita, karena mereka akan dihibur.
5. Berbahagialah orang yang lemah lembut, karena mereka akan memiliki bumi.
6. Berbahagialah orang yang lapar dan haus akan kebenaran, karena mereka akan dipuaskan.
7. Berbahagialah orang yang murah hatinya, karena mereka akan beroleh kemurahan.
8. Berbahagialah orang yang suci hatinya, karena mereka akan melihat Allah.
9. Berbahagialah orang yang membawa damai, karena mereka akan disebut anak-anak Allah.
10. Berbahagialah orang yang dianiaya oleh sebab kebenaran, karena merekalah yang empunya Kerajaan Sorga.
11. Berbahagialah kamu, jika karena Aku kamu dicela dan dianiaya dan kepadamu difitnahkan segala yang jahat.
12. Bersukacita dan bergembiralah, karena upahmu besar di sorga, sebab demikian juga telah dianiaya nabi-nabi yang sebelum kamu."

tidak sesuai dengan arti bahagia menurut pikiran kita. Bagaimana mungkin kita berbahagia ketika kita miskin, berdukacita, lapar dan haus, dianiaya karena kebenaran, dicela? Bagaimana mungkin di tengah keadaan sulit, sukar, menyebalkan hati, kita tetap bersikap lemah lembut, murah hati, suci hari, membawa damai? Rasanya tidak mungkin.

Ternyata ada balasan ketika kita berbahagia melakukan FirmanNya, seperti dijanjikan oleh Tuhan. Walaupun tidak mudah melakukannya, tetapi ketika kita tahu akibat dari kita melakukan FirmanNya, maka kita beroleh kekuatan untuk melakukannya.

Janjinya bagi orang yang taat FirmanNya adalah memiliki kebahagiaan sejati. Firman Tuhan menjanjikan banyak kebahagiaan buat kita yang taat. Salah satu janjiNya


1. Nyanyian ziarah. Berbahagialah setiap orang yang takut akan TUHAN, yang hidup menurut jalan yang ditunjukkan-Nya!
2. Apabila engkau memakan hasil jerih payah tanganmu, berbahagialah engkau dan baiklah keadaanmu!

masih banyak kata berbahagia yang akan kita temukan dalam FirmanNya.

Segeralah kita sadar diri ketika kita iri melihat ketidakdilan yang kita terima di dunia ini dan mau membalas kejahatan dengan kejahatan, supaya tugas kita dapat diselesaikan dengan baik. Hidup kita harus berbeda dengan orang yang tidak kenal Tuhan. Kita adalah anak-anak Allah yang hidup merdeka dari dosa, kita bukan budak dosa lagi.


13. "Kamu adalah garam dunia. Jika garam itu menjadi tawar, dengan apakah ia diasinkan? Tidak ada lagi gunanya selain dibuang dan diinjak orang.
14. Kamu adalah terang dunia. Kota yang terletak di atas gunung tidak mungkin tersembunyi.
15. Lagipula orang tidak menyalakan pelita lalu meletakkannya di bawah gantang, melainkan di atas kaki dian sehingga menerangi semua orang di dalam rumah itu.
16. Demikianlah hendaknya terangmu bercahaya di depan orang, supaya mereka melihat perbuatanmu yang baik dan memuliakan Bapamu yang di sorga."

Apakah kita sudah melakukan FirmanNya?

Rabu, 18 Maret 2015

Perlindungan Tuhan

Seringkali kita berpikir bahwa perlindungan Tuhan itu selalu enak dan nyaman. Kita membayangkan seperti anak kecil yang dimanja orang tuanya, dilindungi dan mau meminta apa saja diberi oleh orang tuanya. Menyenangkan sekali membayangkannya. Benarkan demikian?

Jika orang tua yang dewasa, maka bukan hanya melindungi anaknya, tetapi juga mendidik anaknya agar kelak anaknya dewasa, anaknya menjadi kuat menghadapi hidup yang penuh suka duka ini. Jika orang tua terlalu memanjakan anaknya, maka anaknya menjadi lemah, tetapi jika orang tuanya terlalu keras mendidik anaknya, maka anaknya akan berontak atau minder.

Memang beda orang tua, beda didikan, dipengaruhi oleh pendidikan dan lingkungan yang orang tua terima sewaktu kecil. Beda anak, beda juga didikan yang tepat untuknya, tergantung dari sifat-sifat alami anaknya. Pastinya tidak ada orang tua yang sempurna yang bisa mendidik anaknya menjadi sempurna.

Hanya Tuhan yang sempurna yang bisa mendidik kita menjadi sempurna. Tuhan tahu persis mendidik kita dengan cara yang menurutNya itu terbaik buat kita. Namun kita sering berontak, putus asa, patah semangat, ragu ragu, marah, kecewa, sedih dan berbagai macam reaksi kita ketika dididik olehNya.

Pastinya ketika kita dalam didikannya, kita aman dalam perlindunganNya karena Dia mendidik kita sampai kita selesai menjalani hidup ini. Dia mendidik kita untuk menjadikan kita hidup benar, bukan membinasakan kita. Selama kita menjalani hidup ini, maka kita akan menerima pendidikan dan perlindungan Tuhan.

Seperti bangsa Israel melewati padang gurun menuju tanah perjanjian, harus melewati pendidikan dan perlindungan Tuhan. Tidak semua bangsa Israel bisa masuk ke tanah perjanjian karena mereka memberontak di padang gurun. Hanya Yosua dan Kaleb yang berhasil masuk tanah perjanjian karena mereka setia.

Jika kita merasakan beratnya hidup ini, maka kita harus tetap berada dalam pendidikan dan perlindungan Tuhan, apa pun yang terjadi. Hanya dalam perlindungan Tuhanlah, kita akan aman, walaupun tidak membuat kita terlepas dari masalah hidup. Kadang-kadang masalah hidup membuat kita aman dan terhindar dari marabahaya. Contohnya jika kita diberkati dengan harta benda, lalu kita hidup berfoya-foya, maka kita bisa celaka, tapi jika kita diberkati secukupnya, maka kita akan berhati-hati mengunakan harta benda kita.

Bukan masalah bagi Tuhan untuk meberkati kita dengan kekayaan, tapi apakah kita sudah cukup dewasa untuk menerimanya? Jangan sampai kekayaan menjadi jerat yang mencelakakan hidup kita. Ini menjadi perenungan bagi kita yang mempertanyakan Tuhan, mengapa hidup ini begitu sulit padahal kita sudah menjalankan FirmanNya.

Ulangan 8 berisi Firman Tuhan kepada bangsa Israel yang juga patut kita taati

1. "Segenap perintah, yang kusampaikan kepadamu pada hari ini, haruslah kamu lakukan dengan setia, supaya kamu hidup dan bertambah banyak dan kamu memasuki serta menduduki negeri yang dijanjikan TUHAN dengan sumpah kepada nenek moyangmu.
2. Ingatlah kepada seluruh perjalanan yang kaulakukan atas kehendak TUHAN, Allahmu, di padang gurun selama empat puluh tahun ini dengan maksud merendahkan hatimu dan mencobai engkau untuk mengetahui apa yang ada dalam hatimu, yakni, apakah engkau berpegang pada perintah-Nya atau tidak.
3. Jadi Ia merendahkan hatimu, membiarkan engkau lapar dan memberi engkau makan manna, yang tidak kaukenal dan yang juga tidak dikenal oleh nenek moyangmu, untuk membuat engkau mengerti, bahwa manusia hidup bukan dari roti saja, tetapi manusia hidup dari segala yang diucapkan TUHAN.
4. Pakaianmu tidaklah menjadi buruk di tubuhmu dan kakimu tidaklah menjadi bengkak selama empat puluh tahun ini.
5. Maka haruslah engkau insaf, bahwa TUHAN, Allahmu, mengajari engkau seperti seseorang mengajari anaknya.
6. Oleh sebab itu haruslah engkau berpegang pada perintah TUHAN, Allahmu, dengan hidup menurut jalan yang ditunjukkan-Nya dan dengan takut akan Dia.
7. Sebab TUHAN, Allahmu, membawa engkau masuk ke dalam negeri yang baik, suatu negeri dengan sungai, mata air dan danau, yang keluar dari lembah-lembah dan gunung-gunung;
8. suatu negeri dengan gandum dan jelainya, dengan pohon anggur, pohon ara dan pohon delimanya; suatu negeri dengan pohon zaitun dan madunya;
9. suatu negeri, di mana engkau akan makan roti dengan tidak usah berhemat, di mana engkau tidak akan kekurangan apapun; suatu negeri, yang batunya mengandung besi dan dari gunungnya akan kaugali tembaga.
10. Dan engkau akan makan dan akan kenyang, maka engkau akan memuji TUHAN, Allahmu, karena negeri yang baik yang diberikan-Nya kepadamu itu.
11. Hati-hatilah, supaya jangan engkau melupakan TUHAN, Allahmu, dengan tidak berpegang pada perintah, peraturan dan ketetapan-Nya, yang kusampaikan kepadamu pada hari ini;
12. dan supaya, apabila engkau sudah makan dan kenyang, mendirikan rumah-rumah yang baik serta mendiaminya,
13. dan apabila lembu sapimu dan kambing dombamu bertambah banyak dan emas serta perakmu bertambah banyak, dan segala yang ada padamu bertambah banyak,
14. jangan engkau tinggi hati, sehingga engkau melupakan TUHAN, Allahmu, yang membawa engkau keluar dari tanah Mesir, dari rumah perbudakan,
15. dan yang memimpin engkau melalui padang gurun yang besar dan dahsyat itu, dengan ular-ular yang ganas serta kalajengkingnya dan tanahnya yang gersang, yang tidak ada air. Dia yang membuat air keluar bagimu dari gunung batu yang keras,
16. dan yang di padang gurun memberi engkau makan manna, yang tidak dikenal oleh nenek moyangmu, supaya direndahkan-Nya hatimu dan dicobai-Nya engkau, hanya untuk berbuat baik kepadamu akhirnya.
17. Maka janganlah kaukatakan dalam hatimu: Kekuasaanku dan kekuatan tangankulah yang membuat aku memperoleh kekayaan ini.
18. Tetapi haruslah engkau ingat kepada TUHAN, Allahmu, sebab Dialah yang memberikan kepadamu kekuatan untuk memperoleh kekayaan, dengan maksud meneguhkan perjanjian yang diikrarkan-Nya dengan sumpah kepada nenek moyangmu, seperti sekarang ini.
19. Tetapi jika engkau sama sekali melupakan TUHAN, Allahmu, dan mengikuti allah lain, beribadah kepadanya dan sujud menyembah kepadanya, aku memperingatkan kepadamu hari ini, bahwa kamu pasti binasa;
20. seperti bangsa-bangsa, yang dibinasakan TUHAN di hadapanmu, kamu pun akan binasa, sebab kamu tidak mau mendengarkan suara TUHAN, Allahmu."

Selasa, 03 Maret 2015

Iri hati vs murah hati

Yunus 4:11 Bagaimana tidak Aku akan sayang kepada Niniwe, kota yang besar itu, yang berpenduduk lebih dari seratus dua puluh ribu orang, yang semuanya tak tahu membedakan tangan kanan dari tangan kiri, dengan ternaknya yang banyak?"

Kisah ini menceritakan tentang pertobatan kota Niniwe yang disesalkan oleh Yunus, nabi yang diutus Tuhan. Yunus ingin Niniwe, kota yang penduduknya jahat dimusnahkan, bukan diselamatkan. Yunus berpikir tidak adil kalau orang jahat diselamatkan.

Lukas 15:31-32 
31. Kata ayahnya kepadanya: Anakku, engkau selalu bersama-sama dengan aku, dan segala kepunyaanku adalah kepunyaanmu.
32. Kita patut bersukacita dan bergembira karena adikmu telah mati dan menjadi hidup kembali, ia telah hilang dan didapat kembali."

Kisah ini menceritakan anak sulung yang iri hati kepada anak bungsu yang kurang ajar yang diterima kembali oleh ayahnya dengan sukacita, padahal dia telah meminta warisan sementara ayahnya masih hidup dan memboroskan hartanya. Anak sulung berpikir seharusnya ayahnya mengusir anak bungsu yang kurang ajar itu dan jangan menerimanya kembali.

Dua kisah diatas memiliki persamaan yaitu Yunus dan anak sulung yang merasa dirinya paling benar dan tidak bermurah hati kepada orang lain yang sebenarnya memiliki kesempatan yang sama seperti dirinya untuk bertobat dan kembali ke jalan yang benar.  Penduduk Niniwe dan anak bungsu sudah menyadari kesalahannya dan bertobat. Itulah yang diinginkan Tuhan dan seharusnya Yunus dan anak sulung pun berlaku demikian.


Kita pun seringkali bersikap seperti mereka, kita iri hati ketika melihat orang jahat yang bertobat dan diberkati Tuhan. Padahal kita seharusnya menerima mereka dan bersuka cita melihat pertobatan mereka. Bukankah kita pun dulunya adalah orang jahat yang seharusnya binasa? Karena Tuhan murah hati, sebab itu kita diselamatkan. Kunci keselamatan adalah pertobatan. Tanpa pertobatan, maka keselamatan menjadi sia-sia. Tuhan yang murah hati mau menerima kita yang iri hati agar kita pun bertobat.

Tuhan sayang kepada semua orang agar diselamatkan. Kita yang sudah diselamatkan, seharusnya kita memiliki hati seperti Tuhan, rindu agar semua orang bertobat dan diselamatkan. Mari kita bersukacita dan berbesar hati melihat sesama kita percaya kepada Tuhan dan jangan menjadi penghalang bagi mereka yang mau mencari keselamatan kekal.

Lukas 6:32-36 
32. Dan jikalau kamu mengasihi orang yang mengasihi kamu, apakah jasamu? Karena orang-orang berdosapun mengasihi juga orang-orang yang mengasihi mereka.
33. Sebab jikalau kamu berbuat baik kepada orang yang berbuat baik kepada kamu, apakah jasamu? Orang-orang berdosapun berbuat demikian.
34. Dan jikalau kamu meminjamkan sesuatu kepada orang, karena kamu berharap akan menerima sesuatu dari padanya, apakah jasamu? Orang-orang berdosapun meminjamkan kepada orang-orang berdosa, supaya mereka menerima kembali sama banyak.
35. Tetapi kamu, kasihilah musuhmu dan berbuatlah baik kepada mereka dan pinjamkan dengan tidak mengharapkan balasan, maka upahmu akan besar dan kamu akan menjadi anak-anak Allah Yang Mahatinggi, sebab Ia baik terhadap orang-orang yang tidak tahu berterima kasih dan terhadap orang-orang jahat.
36. Hendaklah kamu murah hati, sama seperti Bapamu adalah murah hati."

Senin, 02 Maret 2015

Ketika berputus asa

Bisakah anak Tuhan berputus asa? Tentu saja bisa, tetapi apa dasarnya untuk berputus asa? Seringkali kita melihat masalah yang tidak selesai selesai sebagai alasan untuk menyalahkan Tuhan. Kita bersikap seolah olah kita sudah benar dan Tuhan yang salah. Apakah benar begitu?

Kita bisa melihat peristiwa yang terjadi kepada bangsa Israel dalam pengembaraannya di padang gurun di Bilangan 11. Bangsa ini mengeluh akan makanan manna yang Tuhan kirimkan setiap pagi. Mereka mengungkit-ungkit masa lalu ketika di Mesir, mereka bisa makan makanan enak. Benarkah mereka hidup enak di Mesir?

Jika mereka hidup enak di Mesir, mengapa waktu itu mereka berteriak-teriak meminta kemerdekaan dari penjajahan Mesir. Keluaran 2:23-25
23. Lama sesudah itu matilah raja Mesir. Tetapi orang Israel masih mengeluh karena perbudakan, dan mereka berseru-seru, sehingga teriak mereka minta tolong karena perbudakan itu sampai kepada Allah.
24. Allah mendengar mereka mengerang, lalu Ia mengingat kepada perjanjian-Nya dengan Abraham, Ishak dan Yakub.
25. Maka Allah melihat orang Israel itu, dan Allah memperhatikan mereka.

Bangsa ini tidak berterima kasih kepada Tuhan yang membebaskan mereka dari perbudakan di Mesir, padahal Tuhan menjaga mereka senantiasa di padang gurun dengan tiang awan dan tiang api. Musa pun akhirnya terkena dampaknya dari persungutan bangsa ini, sehingga Musa lelah, kesal dan putus asa. Musa marah kepada Tuhan yang telah memilih dia untuk memimpin bangsa ini menuju tanah perjanjian.

Bilangan 11:10-15
10. Ketika Musa mendengar bangsa itu, yaitu orang-orang dari setiap kaum, menangis di depan pintu kemahnya, bangkitlah murka TUHAN dengan sangat, dan hal itu dipandang jahat oleh Musa.
11. Lalu berkatalah Musa kepada TUHAN: "Mengapa Kauperlakukan hamba-Mu ini dengan buruk dan mengapa aku tidak mendapat kasih karunia di mata-Mu, sehingga Engkau membebankan kepadaku tanggung jawab atas seluruh bangsa ini?
12. Akukah yang mengandung seluruh bangsa ini atau akukah yang melahirkannya, sehingga Engkau berkata kepadaku: Pangkulah dia seperti pak pengasuh memangku anak yang menyusu, berjalan ke tanah yang Kaujanjikan dengan bersumpah kepada nenek moyangnya?
13. Dari manakah aku mengambil daging untuk diberikan kepada seluruh bangsa ini? Sebab mereka menangis kepadaku dengan berkata: Berilah kami daging untuk dimakan.
14. Aku seorang diri tidak dapat memikul tanggung jawab atas seluruh bangsa ini, sebab terlalu berat bagiku.
15. Jika Engkau berlaku demikian kepadaku, sebaiknya Engkau membunuh aku saja, jika aku mendapat kasih karunia di mata-Mu, supaya aku tidak harus melihat celakaku."

Musa yang lemah lembut hatinya pun bisa marah kepada Tuhan dan tidak bisa perpikir jernih lagi. Musa menganggap dirinya sendiri yang menanggung tanggung jawab bangsa ini. Tentu saja tidak seorang pun sanggup memimpin bangsa yang besar ini seorang diri, lagipula Musa dipilih Tuhan, bukan Musa yang memilih menjadi pembebas bangsa Israel dari perbudakan. Musa sudah menolak panggilan ini, tetapi Tuhan memaksa, Keluaran 4 mencatatnya.

Akhirnya apa yang Musa khawatirkan terbukti, dia merasa gagal dan marah kepada Tuhan. Musa menjadi lupa bahwa Tuhan yang sama telah membuat banyak mujizat pada waktu bangsa Israel keluar dari Mesir, bahkan sampai waktu Musa marah, Tuhan tetap melakukan mujizatnya, salah satunya mengirim manna di padang gurun, tidak mungkin terjadi menurut pikiran manusia.

Tuhan yang maha kasih tidak terpengaruh dengan marahnya Musa, Dia tetap membuktikan kuasaNya, walaupun Musa meragukannya. MujizatNya tetap terjadi.  Keluaran 11:21-23 
21. Tetapi kata Musa: "Bangsa yang ada bersama aku ini berjumlah enam ratus ribu orang berjalan kaki, namun Engkau berfirman: Daging akan Kuberikan kepada mereka, dan genap sebulan lamanya mereka akan memakannya!
22. Dapatkah sekian banyak kambing domba dan lembu sapi disembelih bagi mereka, sehingga mereka mendapat cukup? Atau dapatkah ditangkap segala ikan di laut bagi mereka, sehingga mereka mendapat cukup?"
23. Tetapi TUHAN menjawab Musa: "Masakan kuasa TUHAN akan kurang untuk melakukan itu? Sekarang engkau akan melihat apakah firman-Ku terjadi kepadamu atau tidak!"

 Jika peristiwa ini diaplikasikan dalam hidup kita sehari-hari, maka kita pun sering bertindak seperti bangsa Israel yang suka bersungut-sungut atau seperti Musa yang putus asa karena keadaan yang menghimpitnya. Kita berpikir Tuhan melimpahkan semua masalah kepada kita supaya kita binasa, padahal kita tidak pernah sendiri menghadapi masalah. Walaupun Tuhan tidak kelihatan secara kasat mata, namun Dia ada bersama kita dan tidak ada yang mustahil bagiNya.

Ingatlah janji Tuhan ketika kita dalam kesesakan hidup dan jangan berputus asa sebab Tuhan setia dan Dia selalu siap untuk ditemui oleh kita kapan saja, dimana saja. Jangan hadapi masalah seorang diri, kita tidak akan mampu, tapi hadapi bersama Tuhan yang sanggup memberikan jalan keluar yang terbaik.

Korintus 10:13  Pencobaan-pencobaan yang kamu alami ialah pencobaan-pencobaan biasa, yang tidak melebihi kekuatan manusia. Sebab Allah setia dan karena itu Ia tidak akan membiarkan kamu dicobai melampaui kekuatanmu. Pada waktu kamu dicobai Ia akan memberikan kepadamu jalan ke luar, sehingga kamu dapat menanggungnya.




Jumat, 27 Februari 2015

Proses mendapatkan jawaban dari Tuhan

Untuk mendapatkan jawaban dari setiap pertanyaan atau harapan kita kepada Tuhan, maka berikut prosesnya

Lukas 11: 9-10

Oleh karena itu Aku berkata kepadamu: Mintalah, maka akan diberikan kepadamu; carilah, maka kamu akan mendapat; ketoklah, maka pintu akan dibukakan bagimu.
Karena setiap orang yang meminta, menerima dan setiap orang yang mencari, mendapat dan setiap orang yang mengetok, baginya pintu dibukakan.

Ayat ayat ini berasal dari satu perikop tentang Hal berdoa.
Mengapa kita perlu berdoa? Karena hanya lewat doa, kita bisa bercakap-cakap dengan Tuhan, mengutarakan isi hati kita tanpa takut atau malu, mencari perhatian Tuhan, menghormati Tuhan, menanyakan hal-hal yang kita tidak mengerti, percaya kepada Tuhan, dan masih banyak lagi alasan mengapa kita perlu dan harus berdoa.

Biasanya kita menyebut doa adalah nafas kehidupan. Jika kita tidak berdoa, maka sebenarnya kita tidak bernafas, artinya begitu berharganya doa itu. Berdoa layaknya seperti kita berbicara kepada sesama kita, kalau berdoa, berarti kita berbicara kepada Tuhan. Kita bisa berdoa dimana pun dan kapan pun, karena Tuhan adalah Roh yang ada dimana saja, siap sedia setiap waktu buat kita.

Namun ada proses yang harus kita lewati untuk mendapatkan apa yang kita butuhkan, bukan yang kita inginkan secara daging untuk memuaskan hawa nafsu.

Kata mintalah, berarti kita meminta kepada Tuhan melalui doa yang kita panjatkan. Kita bisa langsung mendapatkan apa yang kita minta. Contohnya ketika kita butuh sesuatu dan tiba tiba ada orang yang memberikan apa yang kita butuhkan tanpa kita duga.
Kata carilah, berarti ada usaha yang kita lakukan berdasarkan hikmat dari Firman Tuhan. Kita harus melakukan bagian kita untuk mendapatkan jawaban dari doa kita. Contohnya ketika kita mencari pekerjaan, maka kita berusaha aktif mengirimkan lamaran pekerjaan dan mempersiapkan diri dengan belajar tekun.
Kata ketuklah, berarti kita menantikan dan tidak memaksa Tuhan untuk menjawab doa kita sesuai waktu kita, tetapi waktunya Tuhan. Contohnya ketika kita berdoa agar sakit kita segera sembuh, tetapi akhirnya kita harus melewati proses yang sangat panjang untuk kesembuhan.

Apapun jawaban dari doa kita, ada di Lukas 11:11-13
Bapa manakah di antara kamu, jika anaknya minta ikan dari padanya, akan memberikan ular kepada anaknya itu ganti ikan?
Atau, jika ia minta telur, akan memberikan kepadanya kalajengking?
Jadi jika kamu yang jahat tahu memberi pemberian yang baik kepada anak-anakmu, apalagi Bapamu yang di sorga! Ia akan memberikan Roh Kudus kepada mereka yang meminta kepada-Nya

 Tuhan pasti memberi jawaban yang terbaik yang kita butuhkan, yaitu Roh Kudus.

Yohanes 14:26 tetapi Penghibur, yaitu Roh Kudus, yang akan diutus oleh Bapa dalam nama-Ku, Dialah yang akan mengajarkan segala sesuatu kepadamu dan akan mengingatkan kamu akan semua yang telah Kukatakan kepadamu.

Tuhan memberikan Penghibur yang kita butuhkan untuk menjalani hidup yang penuh tanda tanya, masalah, kesesakan, himpitan dan hal-hal lain yang tidak kita inginkan, namun harus dihadapi. Dengan penghiburan dari Tuhan, maka kita kuat dan sanggup menjalani hidup ini.

Jadi, anak Tuhan tetaplah berdoa !

Minggu, 22 Februari 2015

Setiap langkahku

Setiap langkahku, ku tahu Tuhan yang pimpin
Ke tempat tinggi, ku dihantarNya
Sampai suatu nanti, aku tiba
Di rumah Bapa Sorga yang baka

Tiap langkahku, diatur oleh Tuhan
Dan tangan kasihNya menuntunku
Di tengah gelombang dunia menakutkan
Hatiku tetap tenang teguh

Amsal 14:15
Orang yang tak berpengalaman percaya kepada setiap perkataan, tetapi orang yang bijak memperhatikan langkahnya